Saya mengawali dari harian Kompas untuk rangkuman headline hari ini. “Jokowi Hadapi Tekanan Parpol”. Judul ini mengutip statemen dari Syafii Maarif, anggota Tim Sembilan bentukan Jokowi. Kutipan ini terkait polemik pencalonan Kapolri yang kini berstatus tersangka. Tim Sembilan merekomendasikan Jokowi untuk tidak melantik Budi Gunawan. Pengamat Saldi Isra dan Zainal Arifin Mochtar pun memiliki pandangan yang sama. Namun Anggota DPR menganggap tindakan konstitusional yang harus diambil Jokowi adalah melantik calon Kapolri yang sudah diusulkan dan disetujui oleh DPR sesuai dengan aturan perundang undangan.
Nada yang mirip ditulis harian Koran Sindo dengan judul “Jokowi Ditekan Partai Politik”. Yang menarik adalah Syafii Maarif sempat mengatakan bahwa penunjukan Budi Gunawan bukanlah inisiatif dari Jokowi. Ungkapan yang dibantah oleh Jusuf Kalla dan partai pendukungnya seperti PDIP, Nasdem dan Hanura dengan mengatakan bahwa tidak ada yang bisa mengusulkan, menandatangani dan mrekomendasikan hingga memutuskan kecuali Jokowi. Kemarin Jokowi juga mengundang Wantimpres. Namun anggota Wantimpres Sri Adiningsih menolak menjelaskan apa isi pertimbangan yang disampaikan pada Jokowi.
“Presiden Pertimbangkan Rekomendasi Tim 9” judul harian Media Indonesia. Mengutip dari mensesneg Pratikno, rekomendasi yang diberikan oleh Tim Sembilan akan dipertimbangkan oleh Jokowi. Selain rekomendasi untuk tidak melantik Budi, Tim Sembilan juga meminta Jokowi untuk memproses pengunduran diri Bambang Widjojanto dari pimpinan KPK. Seementara itu Bambang Soesatyo mengatakan bahwa apabila Jokowi tidak melantik Budi, maka Jokowi berpotensi melakukan Contemp of Parlieament dan DPR tidak akan tinggal diam. Sementara itu, anggota Komisi III Asrul Sani mentakan bahwa ia mendapatkan informasi terkait penetapan Budi sebagai tersangka oleh KPK adalah tak lepas dari “perang bintang” untuk menduduki posisi Tri Brata 1.
Indopos menuliskan hal yang tak jauh berbeda. Mash tentang rekomendasi Tim Sembilan kepada Jokowi. Yaitu rekomendasi untuk membatalkan pelantikan Kapolri karena status hukumnya. Tim juga mengarah ke KPK terkait status hukum pimpinannya. Baik KPK maupun Polri apabila tengah terkait kasus hukum direkomendasikan untuk mundur. Tim optimis rekomendasi mereka akan diterima Jokowi. Terkait ancaman impeachment, Jimly Asshidiqie mengatakan itu bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan presiden. Karena proses impeachment tidaklah mudah. Tidak ada alasan cukup terjadi impeachment atas presiden hanya karena membatalkan pelantikan calon Kapolri yang sudahd isetujui DPR. Berita ini ditulis Indopos dengan judul “Batalkan Pelantikan Budi Gunawan”.
Berbeda ketika membaca Republika. Headline berita hari memuat komentar pengamat ekonomi dan relawan pendukung Jokowi. Judul besarnya “ Relawan: Jangan Ganggu Jokowi”. Ekonom Damhuri Nasution mengatakan kebijakan pembangunan insfrastruktur Jokowi sudah tepat. Tinggal dibutuhkan percepatan. Sementara itu relawan pro Jokowi Joanes Joko meminta agar Jokowi tidak diganggu kepentingan partai dan golongan. Perseteruan KPK vs Polri dinilai Joanes sebagai buatan pihak tertentu untuk menghambat program kerja Jokowi. Nada positif juga dikutip dari mantan ketua PBNU Said Aqil Siraj yang menyebut gebrakan menteri Susi di bidang perikanan sebagai keberhasilan. Namun Republika juga menulis tentang kecewanya pendukung Jokowi yang “menaikturunkan” harga BBM.
Terakhir dari Rakyat Merdeka. Judul yang dipilih “Presiden Jokowi Bingung”. Kutipan judul ini diambil dari perkataan Fadzi Zon yang mengomentari presiden setelah presiden menerima masukan dari Wantimpres dan Tim Sembilan. Karena apapun keputusan yang diambil akan berdampak untuk Jokowi. Melantik Budi berhadapan dengan pendukung KPK, tidak melantik akan berhadapan dengan hak (interpelasi dan angket) DPR. Selebihnya, Rakyat Merdeka menuliskan juga tentang kunjungan Wantimpres dan Tim Sembilan seperti media lainnya.
Demikian rangkuman headline hari ini. Semoga bermanfaat. Tak perlu ikut pusing. Cukup Presiden saja yang pusing.
Penulis: Muhammad Hilal | @moehiel