Pentingnya Pemuda Bagi Dunia

suara jakarta indonesia international leadership camp 2014
Indonesia International Leadership Camp 2014. (Foto: Dok Pri)
SuaraJakarta.co, JAKARTA – Lebih dari 250 juta jiwa penduduk Indonesia, 25 persen diantaranya adalah pemuda. 10 tahun mendatang Indonesa akan mengalami peledakan usia muda yang disebut sebagai Bonus Demografi. Sudah semestinya di era globalisasi ini pemuda Indonesia mampu berkiprah secara maksimal dalam kegiatan Internasional, khusunya kepemudaan dan kebudayaan.

Faktanya, kiprah dan prestasi pemuda Indonesia di dunia Internasional masih belum optimal bahkan cenderung stagnan. Pemuda Indonesia lebih banyak mengikuti kegiatan Internasional daripada mengadakan kegiatan Internasional sehingga generasi muda Indonesia lebih mengenal luar negeri dibandingkan negaranya sendiri.

Agar pemuda masa kini sadar akan pentingya berhubungan dengan negara lain, sekaligus pengenalan Indonesia secara holistik kepada pemuda-pemuda mancanegara. Indonesia Internasional Leadership Camp (IILC) 2014 yang diadakan oleh Al Azhar Youth Leader Institute (AYLI) ini menjadi bukti akan keseriusan anak muda untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan budaya Indonesia.

AYLI sebagai unit kepemudaan bidang pengembangan kepemimpinan yang dimiliki Masjid Agung Al Azhar dibawah naungan Yayasan Pendidikan Islam Al Azhar memiliki misi untuk mencetak kader pemimpin yang berlandaskan Al Quran dan Assunnah serta berwawasan global. Dengan alasan mendasar itulah AYLI mengambil bagian untuk mempersiapkan para calon pemimpin dimasa yang akan datang, tidak hanya skala nasional tapi juga internasional. AYLI juga ingin mencetak para pemimpin dunia yang full of skill tapi juga berakhlak.

IILC 2014 kali ini adalah tahun ke 3 setelah diadakannya sebanyak dua kali yakni pada tahun 2011 dan 2012 dengan tema Create a Brighter Future Through International Networks & Cultures yang diikuti oleh peserta dari belahan dunia seperti benua Asia, Australia, dan Afrika. Benua Asia dengan rincian tujuh peserta asal Indonesia, empat peserta asal Malaysia dan tiga peserta asal Filipina. Sedangkan Benua Afrika mengirimkan 10 wakilnya dari Afrika Selatan, 1 dari Uganda dan dari benua kanguru mengirimkan 2 delegasinya.

Acara ini dibuka secara resmi oleh MENPORA yang diwakili oleh Deputi I Bidang Pemberdayaan Pemuda, Yuni Poerwanti pada Senin (15/12/2014) di Aula Buya Hamka, Masjid Agung Al Azhar, Jakarta. Ia mengungkapkan Bahwa AYLI bisa menjadi inisiator tonggak pemuda dunia.

“Melihat kondisi pemuda Indonesia masa kini yang kian terpuruk, namun saya yakin munculnya AYLI ini mampu menjadi tonggak pemuda dunia.” Tukas Yuni Poerwanti dalam sambutannya.

Yuni berharap AYLI mampu menjadi kawah candra dimuka pendidikan pemuda dunia. Atas nama pemerintah mengucapkan penghargaan setinggi-tingginya atas Prestasi AYLI. “Tahun 2014 adalah tahun kebangkitan pemuda,” sambungnya.

Para Pemuda muslim yang datang dari berbagai belahan dunia berkumpul di Masjid Al Azhar, memulai sebuah langkah baru, menuntut perjuangan panjang untuk menjadi seorang pemimpin. Dengan mengikuti kegiatan ini para peserta tengah memulai mempersiapkan dirinya untuk menjadi pemimpin bagi bangsa dan agamanya dimasa yang akan datang.

Selama 10 hari para peserta dibekali dengan dasar kepemimpinan islam, manajemen organisasi dan tentunya budaya Indonesia. Salah satu peserta, Abdulloh (19), mengaku mengerti pentingnya shalat lima waktu, Kehidupan muslim di Indonesia dan kepemimpinan Islam. “Akan saya bawa nilai-nilai budaya di Indonesia, terutama pencak silat yang mengajarkan nilai-nilai Islam,” ujar Abdulloh salah satu peserta dari Afrika Selatan.

Pada kesempatan penutupan, seluruh peserta menampilkan budaya Indonesia seperti nyanyian daerah, tarian Sajojo dan Pencak Silat di Galeri Indonesia Kaya, Grand Indonesia, Jakarta. Turut menyaksikan pula pemerintahan kota Jakarta dan perwakilan BEM kampus sekitar Jakarta.

“ Saya berharap peserta IILC 2014 kembali pulang ke negara asalnya, mereka dapat menjadi agen promosi Indonesia di negaranya masing-masing. Saya yakin 10-20 tahun mendatang mereka akan bertemu kembali pada konferensi pemimpin dunia.” Tukas Satrio selaku president AYLI.

Penulis: Alfian Mahardika, Mahasiswa Universitas Al Azhar Indonesia

Related Articles

Latest Articles