SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai Golkar versi Munas Riau, Akbar Tandjung, dalam pengarahannya di Rapimnas VIII di Jakarta, Sabtu (13/6) menjelaskan bahwa ada 4 (empat) hal yang harus diwaspadai semua kader terkait dualisme partai menjelang Pilkada.
Di Rapimnas Golkar 2015, Akbar Tandjung Waspadai Manuver Agung Laksono
Salah satu yang harus diwaspadai adalah manuver politik yang dilakukan oleh “sempalan” Partai Golkar, yaitu kepemimpinan Agung Laksono, atas hasil munas Ancol, Jakarta. Selain faktor itu, Akbar Tandjung juga mengingatkan adanya manuver dari partai lain, persoalan Menkumham, dan KPU yang hanya akan mengakui kepengurusan berbekal SK Menkumham.
“Pokoknya, muaranya, kami (Partai Golkar) bisa mengikuti pilkada (serentak) yang akan datang. Pendaftaran calon kepala daerah itu pada 26-28 Juli 2015. Itu lebih kurang 1,5 bulan lagi,”katanya sebagaimana dikutip dari Harian Kompas, minggu (14/5).
Jika Partai Golkar tidak sampai bisa ikut Pilkada serentak, dia khawatir nasib partai besar ini akan menjadi partai medioker yang hanya memiliki suara 6-8 persen atau hanya 50-an kursi di DPR.
“Kami tinggal (mempunyai) 91 kursi di DPR. Kalau tidak ikut Pilkada serentak mau tinggal berapa? Ya kalau begitu, masak kami hanya tinggal mendapat 50-an kursi (di DPR),”jelasnya.
Sementara itu, Ketua Umum Partai Golkar versi Munas Riau, Aburizal Bakrie tetap yakin bahwa pada Bulan Oktober-November 2015 akan didapat putusuan yang berkekuatan hukum tetap sehingga konflik internal partai beringin antara Agung Laksono vs Aburizal Bakrie ini bisa diakhiri sebelum pelaksanaan pilkada serentak.