Oleh: Yudi Latif (Akademisi Universitas Paramadina)
Kemana kita percaya, kala politik berhenti sebagai pariwara. Janji-janji dijulurkan lidah sampai sedepa, tapi realisasi terhenti sebagai rencana. Apakah kau percaya pada orang yg mengajak berpaling ke laut, sedang ia sendiri mengarah ke darat?
Para pemimpin datang dengan niat mulia, tapi berakhir dengan tipu muslihat; mulai mengemudi dengan menyalakan lampu sen ke kiri, tapi di persimpangan berbelok ke kanan. Apakah kau percaya pada orang yang menjanjikan kedaulatan dan kemandirian, sedang tanah dan laut kita dipersembahkan seluas-luasnya bagi kemakmuran asing?
Penguasa silih berganti, tapi politik di negeri ini hanya punya satu rencana: rencana kejahatan. Segala cara dilakakun asal dapat merebut dan mempertahankan kuasa.
Elit politik tak pernah mau belajar. Mereka boleh berdusta sekali waktu bagi sebagian orang, tapi tak bisa sepanjang waktu bagi semua orang.
Akan selalu ada arus balik gelombang pasang, karena tidak semua orang mau bersekutu dengan kejahatan.