SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) yang dipelopori oleh mantan Presiden PKS, Anis Matta, mulai bergema dan dideklarasikan di berbagai daerah. GARBI dengan logo elemen bintang dan bulan sabit putih telah beredar secara masif di sosial media.
GARBI sebuah gerakan yang lahir dari konflik internal elit PKS. Ketidaksamaan pandangan dalam mengelola partai antar paksi konservatif dan paksi progresif menghadirkan politik like and dislike dijajaran elit pengurus. Puncaknya, Fahri terdepak dalam pertarungan kepentingan internal partai.
Anis Matta yang sedari awal tidak dipakai lagi lebih memilih sikap diam terhadap apa yang terjadi dalam internal partai. Dalam diamnya itu bukan berarti ia ‘diam’ tak bergerak. Secara senyap ia bergeliat bergerak membangun dan mengkonsolidasikan gerakan pada sel-sel PKS yang merupakan loyalisnya dengan mengusung tema besar ‘Arah Baru Indonesia’. Di titik ini kemudian nafas gerakan ini bertemu dengan nafas gerakan politik Fahri, #FahriVoice. Keduanya senyawa dalam kimia politik yang sama setelah di persona non grata dari PKS.
Fenomena yang terjadi dalam tubuh elit PKS yang tidak bijak meramu perbedaan menjadi sebuah kekuatan, pada akhirnya menghadirkan keterbelahan. Islah sesungguhnya menjadi pilihan terbaik bagi partai yang mengklaim diri partai dakwah ini. Namun ego politik menihilkan nalar dakwah.
Anis Matta dan Fahri Hamzah merupakan denyut nadi politik PKS. Mencampakkan keduanya sungguh kefatalan politik. Fahri adalah aset vital yang hidup bergerak dan produktif secara politik. Fahri bukan saja seorang tokoh politik yang disegani kawan dan lawan, ia bahkan telah menjelma menjadi institusi politik tersendiri di pelataran politik tanah air. Begitu pula dengan Anis Matta, sosok dengan narasi dakwah politiknya yang memukau kader dan simpatisan PKS. Sosok bersama ustadz Hilmi yang telah merumuskan fondasi dasar gerakan tarbiyah dan mengembangkan secara sistematis dalam tubuh partai. Sosok yang telah menyelamatkan kapal besar PKS yang nyaris karam ditubruk kasus besar kala itu.
Ketika pintu islah tertutup, maka Fahri dengan talenta politiknya mulai menggerakkan apa yang disebut dengan gerakan #FahriVoice. Sebuah gerakan yang digaungkan di berbagai daerah untuk mengkosolidasikan sekaligus memasarkan ide dan pikiran-pikirannya. #FahriVoice mendapat sambutan hangat dari anak muda yang gandrung akan perubahan serta perlawanan terhadap praktek kekuasaan politik yang otoritarianistik.
Melalui #FahriVoice, Fahri bukan saja menarik konstituen PKS yang mendukung dan bersimpati padanya, tapi juga dengan gerakan ini Fahri memperluas segmentasi pasar politiknya di luar PKS. Pada titik inilah saya melihat ketika awal munculnya gerakan ini, Fahri bersama Anis Matta tengah mempersiapkan sebuah rencana politik besar ke depan. Itulah kemudian sekarang ini bersua dalam wadah GARBI yang tengah dideklarasikan di berbagai daerah. Pendukung GARBI adalah para loyalis Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Sesungguhnya di balik semua gerakan Fahri tak lepas dari peran Anis Matta. Bagi Fahri, Anis bukan saja pendiri partai, mantan Sekjen dan Presiden PKS, tapi lebih dari itu Anis merupakan seorang ideolog. Di masa kepemimpinan Anis lah PKS menemukan bentuknya sebagai partai politik sekaligus sebagai partai dakwah sebagaimana cita-cita awal didirikan.
Setelah kemudian Anis Matta tidak dipakai lagi, ia kembali ke habitat awalnya sebagai pendakwah yang tekun. Seperti disebut di atas bahwa ia tidak kemudian diam, naluri politik kembali memanggilnya. Ia melihat kepemimpinan PKS sudah meninggalkan semangat musyawarah dan prinsip tarbiyah. Kaku dan tidak adaptif-responsif pada perubahan. Bagi Anis, perlu ada gerakan dan wadah baru untuk menampung aspirasi dan perjuangan politik dakwah yang relevan dengan tuntutan kekinian dan kemasadepanan.
Sebagai seorang ideolog, Anis tak selalu tampil di permukaan. Namun ide dan pikiran-pikirannya tetap bersemai dan menyebar di kalangan para loyalisnya. Ide dan pikiran-pikiran politiknya secara cerdas disuarakan dan disosialisasikan oleh Fahri. Yang pada akhirnya ide dan pikiran-pikiran keduanya bersua dalam tungku politik yang sama, GARBI.
Ke depan kemungkinan besar GARBI akan bermetamorfosis menjadi partai baru. Partai yang merupakan ikon kaum milenial. GARBI akan memasuki gerbang politik nasional dengan nahkoda besar Anis Matta bersama Fahri Hamzah. Wallahu a’lam
*Oleh: Andi Mapperumah MS ~ Pegiat Media Sosial