Umat Budha Indonesia: Konflik Myanmar Bukan Soal Agama, Tapi Kemanusiaan

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pimpinan Majelis Agama Buddha Indonesia menyampaikan keprihatinan mendalam atas konflik sipil-militer yang terjadi di Rakhine, Myanmar, yang menimpa etnis Rohingya.

Menurut pernyataan yang ditandatangani oleh 16 (enam belas) perwakilan Ormas Buddha di Indonesia itu, apa yang terjadi di Rakhine State Myanmar bukanlah konflik yang berkaitan dengan agama. Melainkan konflik sosial dan kemanusiaan.

“Keprihatinan mendalam atas krisis kemanusiaan di Rakhine, Myanmar, yang telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian moril serta materiil yang besar, bukanlah konflik agama melainkan konflik sosial dan kemanusiaan,” tulis pernyataan tersebut yang diterima suarajakarta.co, Minggu (3/9).

Selain itu, Umat Buddha Indonesia juga mendesak Pemerintah Myanmar untuk memberikan perlindunngan, bantuan, dan hak asasi dasar kepada masyarakat Rakhine.

“Serta menolak segala bentuk provokasi untuk memperluas dan membawa isu konflik dan krisis Rakhine, Myanmar ke Indonesia yang dapat mengganggu kerukunan hidup umat beragama di Indonesia,” tambahnya.

Adapun beberapa pimpinan majelis agama Buddha di Indonesia yang ikut tandatangani pernyataan sikap tersebut adalah Bhiksu Dhammakaro Mahathera (Sangha Theravada Indonesia), Bhiksu Duta Smirti Sthawira (Sangha Mahayana Indonesia), Bhiksu Bhadrasradha (Sangha Agung Indonesia), Maha Pandita Utama Suhadi Sandjaja (Ketua Umum Parishada Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia), Suwito (Ketua Umum Majelis Mahayana Indonesia), dan sebagainya. (RDB)

Related Articles

Latest Articles