SuaraJakarta.co, JAKARTA – Warga DKI Jakarta tampaknya kian konsumtif selama bulan puasa. Hal itu tampak dari peningkatan tonase sampah yang mencapai 7 persen dibandingkan hari biasa.
Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Isnawa Aji, menuturkan data jumlah sampah yang masuk ke TPST Bantargebang rata-rata per hari di bulan puasa mencapai 7.037 ton, dibandingkan di hari biasa yang hanya 6.610 ton.
“Ada peningkatan 463 ton per hari dari hari biasanya yang cuma 6.610 ton per hari. Peningkatan sebesar 7 persen selama Ramadan,” kata Isnawa, Minggu (3/7), seperti dikutip dari laman elshinta.
Ia menjelaskan, peningkatan ini disebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Adapun jenis sampah yang meningkat kebanyakan berupa sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik serta pembungkus makanan lainnya.
Namun, Isnawa memprediksi, keadaan ini akan berbalik turun saat pra dan pasca Lebaran (H-4 sampai H+4). Mengingat sebagian warga Jakarta sudah mulai cuti bersama dan libur lebaran.
“Diperkirakan puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+5, H+6 dan H+7, setelah itu kembali ke rata-rata normal,” ungkapnya.
Peningkatan tonase disebabkan sebagian besar warga Jakarta telah kembali dari kampung halamannya.
Selain itu, tukang gerobak yang sempat mudik telah kembali bertugas, sehingga akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah rumah tangga mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).
Ia memastikan, sejumlah petugas kebersihan tetap beraktivitas seperti biasanya. Hanya 15 persen petugas yang diberikan izin cuti.
“PHL diperkenankan mudik yang sudah didata dengan prinsip tidak boleh ada kekosongan ruas yang menjadi tanggungjawabnya,” tandasnya.