Hadirnya Kampanye Go Pangan Lokal
Bermula dari sebuah kajian dan diskusi mengenai fenomena impor khusunya pangan yang terjadi di Indonesia yang dilihat dari jumlah net impor pangan pertahun. Hasil riset preferensi konsumen menunjukkan konsumen waralaba asing memliki pelanggan lebih banyak dari restoran waralaba lokal. Hasil analisis data tim Kajian MITI memperlihatkan frekuensi kunjungan responden restoran waralaba lokal yang lebih dari lima kali dalam sebulan hanya 38,4%, sedangkan responden restoran waralaba asing berkunjung lebih dari lima kali sebulan (72,4%). Hal ini berarti restoran waralaba asing mempunyai konsumen yang setia lebih banyak dibanding waralaba lokal. Temuan ini sejalan dengan realita yang ada sekarang, yakni bisnis franchise restoran asing yang memang lebih bergeliat dibanding waralaba lokal. Hal ini dipengaruhi restoran waralaba asing memiliki konsumen yang lebih loyal dilihat dari frekuensi kunjungannya.
Temuan riset ini secara tidak langsung menggambarkan kecenderungan masyarakat yang memilih pangan asing dari pada pangan lokal. Padahal, sistem pangan lokal memberikan beberapa keunggulan dibandingkan pasar konvensional dan global termasuk manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan. Pembelian produk lokal dapat memperkuat perekonomian regional, mendukung ketahanan keluarga, dan menyediakan makanan yang sehat.