SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tiga tahun sudah menjadi pengemudi motor becak (mobet) di bilangan Senen dan Kemayoran Jakarta Pusat, tak menyurutkan langkah untuk berhenti mencari nafkah dari moda transportasi tersebut.
Bernama Salam, pengemudi Mobet itu kerap disapa pelanggannya dengan sebutan “Yaa Salaam”, sebelum menaiki mobet yang dikemudikannya.
“Itu ciri khas saya kepada siapapun, dalam memberi salam sesama umat”, ucap pria yang diketahui memiliki nama lengkap Satari Yaa Salam.
Salam mengaku dari Mobet ini dirinya bisa mendapatkan rezeki senilai Rp 50 ribu, bahkan bisa lebih, tergatung dari banyaknya penumpang yang didapatkan Salam.
“Kan kita ini angkutan ramah lingkungan yang tarif nya bisa nego”, kata pria Pria kelahiran Jakarta 15 Mei 1965 yang saat ini sudah dikarunia tiga putra-putri.
Lanjut, Salam menambahkan, sedikitnya ada 300 mobet yang tergabung dalam Paguyuban mobat bersama yang diketuai, mas Parno.
“Saya mewakili para pegemudi mobet berharap Pemerintah tidak menghapus keberadaan mobet. Karena angkutan mobet merupakan sarana tranportasi ramah lingkungan yang dibutuhkan masyarakat”, ucap Salam, putra asli Kalibaru Timur, Bungur, Senen, Jakarta Pusat.
Selain itu, kata Salam, mobet dapat menciptakan lapangan pekerjaan dan mengurangi tingkat penganguran.
Meski begitu, di balik aktivitas keseharian lain nya, Salam merupakan penggemar musik Gambang kromong yang diam-diam sudah menelurkan 2 buah lagu yang dikarangnya berJudul Legenda Jakarta dan Mobet Kemayoran, silakan dilklik di Youtube.
“Saya ter inspirasi dengan kesenian budaya betawi yang hampir punah. mari kita, lestarikan seni budaya bangsa dan mencintai kreatifitas putra bangsa serta mencintai produksi indonesia”, ungkap Salam menutup perbincangan dengan mengatakan Yaa Salam (Van)