SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tak terima tim voli Indonesia disamakan dengan orang utan, Elle Wibisono memulai petisi change.org/kepadabostonglobe. Hingga kini, petisi yang ditujukan kepada koran Boston Globe ini didukung hampir 3.500 orang.
Dalam petisinya, Elle menyebutkan:
“…Di dalam komik ini, tim putri Indonesia digambarkan sebagai orang utan. Terkadang teman sendiri saja akan kesal bila diejek “monyet” atau “orang utan”. Seseorang bahkan berkomentar “Wasit tidak objektif karena tim putri Indonesia bermain telanjang”. Masyarakat Indonesia terdiri dari berbagai macam suku dan bangsa, namun tetap satu dan tetap manusia; bukan kera, bukan monyet.”
Lelucon ada yang pantas dan tidak pantas dilontarkan. Terdapat banyak lelucon yang lucu dan tidak menyinggung bangsa ataupun ras lain. Simbolisme monyet sejak jaman dahulu sering digunakan sebagai validasi untuk melakukan penindasan pada bangsa/ masyarakat etnis yang dianggap primitif (kejadian ini baru 70 tahun yang lalu loh). Mungkin komik diatas hanyalah lelucon yang polos, tidak bermaksud untuk rasis, namun, apapun tujuan pembuatannya, boleh dibilang para ilustrator kurang peka.
Informasi di dalam komik ini, seperti yang sudah di beritakan oleh Mentri Luar Negeri kami, Ibu Retno Marsudi, tidak akurat. Jadi kalau mereka mau menyindir, kena aja nggak. Tim Indonesia sayangnya tidak menang dalam pertandingan piala dunia voli pantai (kami tetap bangga kok!). Lalu ada dua kemungkinan yang telah terjadi: para ilustrator salah informasi (Brazil yang biasa menang dikira adalah Indonesia– mungkin mereka salah kaprah karena sama-sama berbau hutan, atau mereka menghina “lebih baik tim Indonesia digantikan dengan orang utan”). Menurut saya, kedua kemungkinan tersebut sama-sama absurd dan sama-sama tidak sopan. Untuk akurat saja tidak bisa?
Pesan apakah yang ingin disampaikan oleh para ilustrator kepada para pembacanya? Komik ini diterbitkan di dalam koran Boston Globe. Anak-anak dan orang dewasa yang gemar melihat segmen komik akan melihat gambar tersebut dan mengambil kesimpulan orang utan= Indonesia. Lalu, tujuannya untuk apa? Bila maksud dari komik tersebut bukanlah untuk menggambarkan tim Indonesia sebagai orang utan, lalu mengapa begitu banyak orang yang salah tangkap? Walaupun komik sering digambar untuk tidak diartikan secara harafiah, namun bila komik tersebut tidak bisa mengungkapkan isi pesan, maksud dan tujuannya, bukankah penggambarannya menjadi sia-sia?
Jadi, kepada Boston Globe, hentikan rasisme ini. Tarik komiknya, dan minta maaf pada pembaca Anda!”
Fitri Wita, salah seorang penandatangan petisi mengatakan:
“Karena saya adalah bangsa Indonesia. Manusia,bukan orang utan. Saya tersinggung dengan lelucon wumo comics yang menjurus ke rasisme dan mempermalukan bangsa Indonesia.”
Seniman Saut Situmorang juga ikut menyebarkan dan mengomentari petisi ini di media sosialnya.