SuaraJakarta.co, JAKARTA – rangka mensyukuri nikmat 70 tahun kemerdekaan Indonesia, umat Islam akan menggelar halal bi halal akbar dengan tajuk Parade Tauhid Indonesia (PTI) pada Ahad (16/8/2015).
Tak dipungkiri, kemerdekaan bangsa Indonesia tak lepas dari peran serta para alim ulama, tokoh Islam, santri, dan kaum muslimin pada umumnya yang berhasil mengusir penjajah Belanda.
Selama 350 tahun Indonesia dijajah, di situlah umat Islam menjadi garda terdepan dalam perjuangan bangsa Indonesia. Sultan Hasanuddin (Sulawesi Selatan), Pangeran Diponegoro (Jawa), Pangeran Antasari (Kalimantan Selatan), Tuanku Imam Bonjol (Sumatera Barat), Pattimura (Maluku), Tjut Nyak Dien (Aceh), KH. Hasyim Asy’ari (NU), hingga KH. Ahmad Dahlan (Muhammadiyah), adalah sederet nama pejuang Islam yang turut mengantarkan negara ini meraih Kemerdekaan.
Bahkan pada tanggal 10 November 1945 mengingatkan kita akan pekikan takbir Bung Tomo ketika melawan agresi Belanda demi mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Kegigihan arek-arek Suroboyo dalam melawan Belanda itu tak lepas dari resolusi jihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatul Ulama (NU).
Namun segala karunia ini bisa terjadi semata-semata karena izin Allah. Hanya karena kehendak Allah-lah segala nikmat kemerdekaan tersebut bisa kita rasakan. Hal ini sebagaimana tertulis dalam alinea tiga Pembukaan UUD 1945, ‘Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa …‘
Menyambut momen bersejarah ini, Parade Tauhid Indonesia akan dimulai dengan shalat malam berjamaah pada pukul 03.00 WIB dinihari di Masjid Istiqlal, Jakarta. Dilanjutkan dengan Shalat Subuh Akbar serta ceramah oleh Ketua Panitia Ustadz Haikal Hassan. Setelah itu, peserta akan melakukan pawai dan mendengar orasi tokoh-tokoh umat.
Dengan mengambil tema “Bertauhid dalam Islam Rahmatan Lil ‘Alamin”, kami berharap tumbuhnya kembali kesadaran tauhid setiap muslim dalam menjalani kehidupan individu, keluarga, bermasyarakat, dan bernegara.
Parade ini kami persembahkan dengan menekankan Islam rahmatan lil ‘alamin sebagai proklamasi kembali, bahwa Islam diturunkan sebagai agama damai dan keselamatan. Untuk menebarkan rahmat bagi alam semesta, bukan hanya bagi sesama manusia.
Tauhid juga berarti amanah dalam memimpin, cinta dan takut kepada Allah, takut siksa neraka, tidak korupsi, membela kepentingan rakyat, saling menolong, rela berkorban, mengikuti jalan yang lurus, meninggalkan ego kelompok, mau bekerjasama untuk Islam, dan lainnya. Inilah bagian dari makna besar Islam rahmatan lil ‘alamin.
Sehubungan dengan adanya Tabligh Akbar oleh Syekh Hassan Al Halabiy, kami sebagai Panitia Parade Tauhid Indonesia tak merasa terpengaruh dengan acara tersebut.
Panitia mengajak umat Islam untuk menjadi bagian dari sejarah persatuan umat ini dengan memutihkan rute perjalanan Parade mulai dari Pukul 07.00 WIB hingga 12.00. Dari mulai Plaza Utara Gelora Bung Karno, Jalan Jenderal Sudirman, Bundaran HI, Bundaran Ratu Plaza, dan kembali lagi ke Senayan.
Kami menargetkan 100.000 massa akan turut serta dalam parade ini yang melibatkan seluruh unsur umat Islam. Baik individu, komunitas, maupun institusi atau organisasi. In syaa Allah.
Sejumlah tokoh nasional telah memberi dukungan untuk menyukseskan acara ini. Mereka antara lain KH. Abdullah Gymnastiar (Pimpinan Daarut Tauhiid), Prof. Dr. Din Syamsuddin (Ketum MUI), Ustadz Arifin Ilham (Pimpinan Majelis Az-Zikra), KH. Abdul Rasyid Abdullah Syafi’i (Pimpinan Perguruan Asy-Syafi’iyah), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, KH. Cholil Ridwan (Ketua MUI), Habib Rizieq Shihab (Imam Besar FPI), Ustadz Bachtiar Natsir (Sekjen MIUMI) dan masih banyak lagi.