Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Tidak Memiliki Kajian yang Matang

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ide Gubernur DKI Ahok dan Menteri BUMN untuk menghadirkan kereta cepat Jakarta-Bandung, dinilai oleh Anggota Komisi VII DPR RI Iskan Qolba Lubis sebagai proyek yang tidak memiliki kajian (study) yang matang.

Hal tersebut disampaikan Iskan sebagaimana tertulis dalam akun twitter pribadinya @IskanQL.

“Proyek kereta cepat Jakarta-Bandung proyek gagah-gagahan tanpa study yang mantang dan tidak ada dalam Rencana Program Jangka Menengah (RPJMN) 2015-2019,” tulis Iskan pada 23 Agustus 2015.

Menurut anggota badan anggaran ini, ada hal yang berbau kepentingan di antara dua negara (Jepang dan China) untuk menjadi kontraktor kereta cepat tersebut.

“Jepang duluan diminta melakukan study kelayakan. China dengan tiba-tiba muncul ke lapangan. Ada aroma tidak sedap di lapangan,”, tambah Iskan.

Iskan meminta proyek yang menelan anggaran 6,7 miliar dolar ini ditunda karena tidak sensitif dengan kondisi negara saat ini dan lebih terkesan pencitraan untuk disandingkan dengan Jepang.

“Banyaknya kereta yang keluar rel lebih utama diperbaiki, daripada cuma ‘citra’ dikesankan setara dengan Jepang?”.

“Menelan biaya 6,7 miliar pake dollar lagi, menteri BUMN harus lebih sensitif dengan kondisi negara yang dilanda perlambatan ekonomi di segala lini,”.

Sebagaimana diketahui, Ahok telah mengusulkan pemerintah pusat untuk menjadikan Stasiun Gambir dan Manggarai untuk menjadi tempat pemberhentian kereta cepat mirip kereta Shinkansen di Jepang.

Ahok beralasan, Stasiun Gambir memiliki lahan yang cukup luas untuk dijadikan sebuah stasiun transportasi intermoda.

Related Articles

Latest Articles