SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama “Ahok” memberikan penilaian keras kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Ahok memberikan penilaian tersebut, pasalnya sebagai pelayan masyarakat, PNS DKI sudah seharusnya menjaga agar warga DKI sejahtera, tidak kebobolan taraf hidupnya.
“Yang penting pikiran dan mulut sama. Rekam saja. Realita sekarang, menjadi pemimpin tugas itu harus jelas, seperti main bola, menjaga gawang agar enggak kebobolan, “ujar mantan Bupati Belitung Timur tersebut dalam Seminar Sekolah Sespimti Polri, Jakarta, Selasa (27/10)
Filosofi pejabat publik, menurut Ahok, sama seperti seorang pelatih, yaitu PNS eselon II. “Bila bawahannya yakni gelandang atau bek dalam sepak bola tidak mau turun menjaga daerah pertahanan serta bermain tidak efektif, tidak akan dipertahankan,” jelas Ahok.
Sehingga, pemain yang tidak baik dalam bermain bagus, maka sudah layak harus diganti.
“Filosofi menjelaskan revolusi yg belum selesai. Pemain bola eselon 2, kalian ini ditunjuk pelatih bola, waktu 90 menit, kepala daerah 5 tahun, gelandang atau bek udah naik enggak mau turun, kira-kita sebagai pelatih diganti enggak pemain? Pasti di ganti dong, ngerasa, nomor punggung 9 kita ganti 17, kamera langsung menuju kepada muka pemain yang di ganti, dengan raut nunduk, malu gak,” tegasnya.
Ahok juga mengatakan pemain, yaitu PNS, yang tidak bermain bagus hanya akan membuat kerja tim semakin berat. Dia juga mengungkapkan hanya pemain yang bagus bisa bermain di DKI Jakarta.
“Ngos-ngosan pelatih, di babak kedua pas temen-temen capek, daripada capek diganti. Babak kedua masuk gol, memang orang hebat, DKI lakukan sekarang dalam format SKPD” lanjut Ahok.
Lanjut Ahok, dia akan memberikan kesempatan kepada pemain cadangan bila pemain inti di jajarannya tidak bermain bagus. Untuk itu, mantan Politisi Gerindra ini akan rutin melakukan rotasi pemain di bawahnya dengan bekerja sama dengan Polri untuk melakukan fit and proper tes kepada para pemain-pemain (PNS) baru
“Kami enggak mau 5 tahun kami jadi gubernur, hilang gitu saja, pemain cadangan enggak bisa naik, kami tes, fit and proper tes, kerja sama Mabes Polri, cocoknya dimana,” tambah Ahok.
“Dalam istilah pemain cadangan main bola kaki, kalo bermasalah stafkan, polisi diajak. Tapi kalo tes baik, jalankan,” terangnya saat sambutan.
Namun demikian, jika disamakan dengan pelatih dalam permainan sepakbola, tidak sepenuhnya tepat. Pasalnya, pelatih sepakbola tidak memegang penuh anggaran sebuah klub untuk menggaji para pemain. Sedangkan, seorang kepala daerah (gubernur) memegang kendali penuh, dari mulai kebijakan hingga anggaran. Sehingga, sudah sepatutnya anggaran untuk menyejahterakan masyarakat dan PNS DKI adalah kewenangan Ahok, bukan di tangan SKPD.