Suarajakarta.co, JAKARTA – Belakangan beredar cukup ramai sosok bernama Gagat Wahono, seseorang yang disebut sebut sebagai orang kepercayaan Ahok yang ditugaskan untuk mengurus e-budgeting Pemprov DKI Jakarta. Nama tersebut juga kian menjadi perbincangan di publik, setelah Tim Angket DPRD DKI menemukan fakta kebohongan Ahok yang mengatakan bahwa ada 20 orang dari Surabaya sebagai tim inti yang mengurus e-budgeting tersebut. Siapa sebenarnya Gagat Wahono? Berapa nilai tender yang dimenangkan olehnya? dan apa perannya dalam tim yang katanya terdiri dari orang tersebut
Penelusuran dari Suarajakarta.co, dari kompasiana yang ditulis oleh Tigor Agustinus Simanjuntak pada 12 Maret 2015, menunjukkan bahwa Gagat Sidi Wahono memenangkan tender sebesar Rp.49.500.000. Adapun sumber dana tersebut berasal dari APBD Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2014 pada DPA Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta. Sedangkan NPWP yang dimiliki oleh sosok yang bernama lengkap sebagai Drs. SJ Gagat Sidi Wahono, M.SI, AK tersebut bernomor 07.856.232.9-604.000 dan saat ini dia tercatat sebagai Tenaga Ahli di Perusahaan Konsultan PT. SEECONS dengan keahlian Akutansi Part Timer
Ahok Berbohong
Sebelumnya, kepada media, Ahok menyebut bahwa terdapat banyak orang Tim IT dari Surabaya untuk mengelola sistem e-budgeting. Bahkan secara eksplisit pada 17 Februari 2015, Ahok mengatakan ada 20 orang yang akan menjadi tim ahli kelola persoalan tersebut
“Kami minta 20 pakar IT asal Surabaya, yang mampu membuat program segala macam, sehingga tidak ada peluang sedikitpun mata anggaran masuk dari luar,” kata Ahok di Balai Kota Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (17/2/2015), sebagaimana dikutip dari metrotvnews.com
Padahal, dalam pengakuan Gagat di depan Panitia Angket DPRD, sebagai Ketua Tim IT e-budgeting, ia sampaikan bahwa hanya ada 4 orang dalam proses pembuatan dan hanya akan ada 2 orang yang terlibat saat masuk proses pengawalan
“Saya baca di media itu 20 orang. Itu siapa ya. Jadi, saya itu hanya berempat. Itu pun di awal saja. Nah, kalau sudah selesai, kami tinggal satu atau dua orang saja untuk mengawal,” ujar Gagat kepada Tim Hak Angket di DPRD DKI, sebagaimana dikutip dari kompas.com (11/3)