SuaraJakarta.co, JAKARTA – Hiruk pikuk wacana reshuffle kabinet, nampaknya tidak membuat Mantan Presiden ke VI sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, silau kekuasaan untuk menaruh kader-kader partainya menduduki kursi menteri.
Sebaliknya, SBY telah menegaskan akan tetap berada di luar pemerintahan, sebagai bagian dari perimbangan kekuasaan.
“Kami tidak boleh punya ambisi untuk tiba- tiba masuk di dalam pemerintahan, karena kami menghargai etika politik,” ujar SBY dalam wawancara dengan TV One, Senin, 11 Mei 2015.
SBY menghormati etika politik saat suatu pemerintahan berkuasa. Itulah sebabnya dirinya lebih merasa pantas jika kursi menteri lebih diprioritaskan untuk koalisi pemerintah, yaitu Koalisi Indonesia Hebat (KIH).
“Kalau Presiden Jokowi merasakan bahwa kabinet tidak efektif beliau punya hak untuk mengadakan perubahan. Tentunya beliau akan mengutamakan partai di dalam pemerintahan. Seandainya 2019 kami mendapatkan amanat kembali memimpin negara, maka kita juga akan lakukan. Tapi sekarang biarkan pak Jokowi yang menentukan,” katanya menambahkan.
Diketahui bahwa hingga detik ini, Partai Demokrat tidak berada menjadi bagian dari KIH. Namun demikian, dengan adanya statement ini, SBY sedang membuka ruang untuk bergabung dengan koalisi Merah Putih (KMP).