SuaraJakarta.co,JAKARTA – Gaya kepemimpinan Ahok yang temperamen dan terkesan terdepan dalam pemberantasan korupsi, membuat Profesor Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menilai bahwa sikap tersebut adalah bagian dari kejumawaan, dan justru menjadi kontraproduktif bagi para bawahannya.
”Datang-datang gebrak meja. Tidak boleh juga negara dipimpin seperti itu,” katanya dalam diskusi ‘Pasca Konflik Eksekutif dan Legislatif hendak Dibawa ke Mana Jakarta di Masa Mendatang’ yang digelar Harian Non Stop di Umaniara de Brawijaya, Jl Brawijaya, Jakarta Selatan, Selasa (16/6).
Siti menilai hal tersebut didasarkan pada penelitian tentang relasi antara DPRD dengan Kepala Daerah yang ada di beberapa daerah. Salah satu fokus riset yang diteliti olehnya adalah konflik yang terjadi antara Gubernur DKI Ahok dengan DPRD DKI.
“Dalam konteks DPRD, kalau kita mau ke daerah, melihat rakyatnya bagaimana, lihat saja DPRD-nya. Bagaimanapun saya juga benci korupsi tapi tidak boleh jumawa seolah-olah di atas angin,” tambah alumnus doktoral dari Flinders University, Australia, tersebut.
Terkait dengan Hak Menyatakan Pendapat (HMP) yang akan digulirkan oleh DPRD DKI dalam waktu dekat, Siti Zuhro mengatakan bahwa Ahok harus mempertimbangkan kehadiran DPRD, karena secara UU Pemerintahan Daerah (Pemda) juga UU MD3, wewenang DPRD diatur secara konstitusional. Tanpa DPRD, hukum yang diproduksi akan menjadi pincang.
”Pak Ahok harus mengikuti UU Pemda. Tidak boleh melihat sebelah mata DPRD. DPRD dipayungi secara konstitusional. Ketika eksekutif tidak ditopang oleh DPRD, ya akan pincang,” ungkapnya.
Siti lantas memuji aksi Risma yang tak mudah dirayu untuk meninggalkan Surabaya dan masuk ke Ibu Kota. Risma juga dianggap sebagai kepala daerah yang tidak mencari-cari ketenaran.
”Saya sangat memuji Ibu Risma, beliau tidak kemudian meninggalkan Surabaya dan pindah ke nasional. Matanya tidak melanglang ke mana mana hanya untuk di-cover media,” kata Siti.
“Saya belum terkesima dengan kebijakan Pak Ahok sebetulnya. Saya lebih memikirkan Pak Jokowi di Jakarta tadinya,” imbuhnya.