Presiden Jokowi Kerap Kunjungi Ormas Di Saat Genting Saja, Ini Pendapat Ketua PBNU

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Presiden Joko Widodo rutin berkunjung ke ormas dan pemuka agama. Terutama saat munculnya kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki T Purnama (Ahok).

Hal itu memunculkan polemik baru. Banyak netizen berkomentar Ahok yang melakukan penistaan agama, Ahok yang menghina ulama, Ahok yang memecah belah bangsa, tapi kenapa Jokowi yang repot. Komentar netizen tersebut menjadi viral di sosial media.

Selaib itu, Pengurus Besar Nadhatul Ulama (PBNU) meminta agar Presiden Joko Widodo melakukan silaturahmi rutin dengan ormas, pemuka agama dan kelompok masyarakat lainnya. Komunikasi tersebut penting guna memastikan ketenangan masyarakat.

“Jangan silaturahmi saat ada masalah genting saja ke NU, Muhammadiyah, tapi komunikasi harus tetap terjaga,” kata Ketum PBNU Said Aqil Siroj seperti yang dikutip laman detikcom, Minggu (13/11/2016).

Sementara itu terkait laporan dugaan penistaan agama oleh Ahok, Ketua PBNU tersebut menyayangkan proses hukumnya yant lambat.

“Proses hukum harus segera, ini masih terbilang terlambat, tapi tetap harus diusut segera agar tidak menimbulkan emosi masyarakat banyak,” ujar dia.

Perlu diketahui, Jokowi mulai rutin kunjungan setelah kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok dengan menemui prajurit TNI di Mabes AD, kemudian kantor PBNU. Safari dilanjutkan keesokan harinya dengan menemui perwira polisi di PTIK dan setelahnya berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah.

Jokowi kemudian mengundang sejumlah ormas muslim ke Istana, mendatangi Markas Kopassus, Mako Brimob serta menemui prajurit Marinir.

Dalam pidato-pudatonya, Jokowi sebagai Presiden RI lebih gencar kampanye kebhinekaan dan keragaman Indonesia ketimbang penegakkan hukum.

“Ini untuk memberikan penjelasan secara gamblang baik ke partai, baik juga ke ulama, para kiai, habaib, ustaz semuanya termasuk ke TNI dan Polri untuk memberikan penjelasan penjelasan, gambaran, betapa negara ini majemuk dan beragam,” ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi meminta masyarakat Indonesia harus saling menghormati. Pernyataan tersebut bertujuan untuk menjaga kerukunan dan keutuhan NKRI.

“Jadi kalau saling menghormati, saling menghargai yang mayoritas melindungi minoritas yang minoritas juga menghormati, sudah saya kira pesan itu yang ingin kita sampaikan,” tutur Jokowi pada pidato Silatnas PKB, Sabtu (12/11/2016). (JML)

Related Articles

Latest Articles