SuaraJakarta.co, JAKARTA – Kepala Biro Kepala Daerah dan Kerjasama Luar Negeri (KDH dan KLN) Muhammad Mawardi mengaku anggaran pembuatan naskah pidato Gubernur DKI Ahok baru sekadar rencana.
Mawardi mengatakan hal tersebut sebagaimana anjuran dari anggota Banggar DPRD DKI dalam rapat pembahasan Kebijakan Umum Anggaran – Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2016.
“Rencananya kita pangkas menjadi sekitar Rp 388 juta,” ujar Mawardi ketika dihubungi, sebagaimana dikutip dari laman Kompas, Jumat (11/9/2015).
Mawardi mengatakan, perubahan anggaran tersebut akan kembali diusulkan dalam rapat KUA-PPAS. Sebagai dampak dari pengurangan anggaran tersebut, jumlah Pekerja Harian Lepas (PHL) akan dikurangi seefektif mungkin.
Sebelumnya, anggota Banggar DPRD DKI Bestari Barus mempertanyakan mengenai anggaran program penulisan naskah pidato Ahok yang mencapai Rp 805 Juta. Dalam satu bulan, berarti biaya pembuatan naskah sambutan Ahok bisa menghabiskan Rp 75 juta.
Mawardi juga menjelaskan, naskah pidato apa saja yang dikerjakan oleh Biro KDH dan KLN hingga memiliki anggaran sebesar Rp 805 juta bukan hanya untuk Gubernur DKI Ahok saja.
“Bukan hanya pidato Gubernur, tapi juga Wakil Gubernur, Sekda, Asisten Sekda, para Deputi, atau siapapun yang mewakili Gubernur,” ujar Mawardi ketika dihubungi, Kamis (10/9/2015).
Mawardi beralasan agenda yang harus dihadiri oleh Ahok begitu banyak tiap harinya. Tidak jarang, sebagian besar agenda tersebut harus diwakili oleh pejabat DKI atau satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lain yang berkaitan dengan tema acara tersebut.
Oleh karena kapasitasnya yang mewakili Gubernur, maka para perwakilan itu biasa membacakan sambutan Gubernur yang dibuat oleh Biro KDH dan KLN.