SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengatakan, Indonesia saat ini memasuki gelombang ketiga menuju kekuatan lima besar dunia diantara negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Rusia dan China. Namun, untuk mencapai hal itu diperlukan peta jalan baru, yakni Arah Baru Indonesia.
Wakil Ketua Badan Pengembangan Pimpinan (Bangpim) DPN Partai Gelora Indonesia Irwan menegaskan, ide Arah Baru Indonesia akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap) yang akan menjadikan Indonesia kekuatan kelima dunia.
Menurut dia, Indonesia bisa memainkan perannya untuk menjaga kesimbangan geopolitik global, serta menjadi kekuatan global (global power) dan pemain global (global player) pada setiap kejadian atau peristiwa di dunia.
“Kalau sekarang Indonesia baru sebatas mengirimkan pasukan perdamaian atau kontingan Dewan Keamanan. Jadi selama ini kita menjadi pemadam kebakaran, dari kebakaran yang dibuat negara lain,” kata Irwan dalam keteranganya, Senin (1/3/2021).
Irwan mengatakan, Partai Gelora akan mengubah mindset peran Indonesia dalam ikut menjaga perdamaian dan ketertiban dunia, dimana tidak hanya berperan sebagai pemadam kebakaran saja, tetapi juga bisa menentukan kebijakan atau kejadian yang terjadi.
“Mindset ini oleh Partai Gelora harus diubah, jika tidak ingin ada kebakaran secara global akibat peperangan saat ini, satu-satunya cara Indonesia harus menjadi global player. Jika ada keberpihakan, itu terjadi bagian dari intervensi kita,” katanya.
Situasi global saat ini, lanjut Irwan, bisa memicu perang global , karena dunia sedang mengalami krisis kepimpinan global akibat semua negara terpukul secara ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sehngga diperlukan keseimbangan geopolitici global yang perannya bisa dimainkan Indonesia.
Sayangnya,elite politik maupun publik di tanah air tidak begitu peduli terhadap krisis global yang terjadi. Padahal Indonesia sendiri sudah mengalami ketegangan akibat perang hegemoni antara China dan Amerika Serkat di Laut China Selatan.
“Para elit dan publik masih sibuk bertengkar soal politik identitas, orang hanya bicara pencitraan saja, bukanya ide atau narasi mimpi besar. Inilah masalah yang kita hadapi sebagai bangsa, dunia menunjukkan sebuah gelombang, masalah besar, tapi semua kita tidak menyadari,” tegas Irwan.
Untuk itulah, menurut Irwan, diperlukan sebuah Arah Baru Indonesia. yang akan mengarahkan tujuan bernegara Indonesia secara jelas sesuai UUD 1945. Arah Baru Indonesia tersebut, akan memberikan arah (GPS) dan peta jalan (roadmap).
“Agar jadi kekuatan lima dunia, syaratnya Indonesia harus kuat secara ekonomi, teknologi dan militer,” katanya.
Dari sudut ekonomi, Indonesia saat ini masuk 16 negara di dunia yang kuat dari terpaan krisis ekonomi akibat pandemi Covid-19. Sedangkan mengenai pengusaan teknologi diperlukan pemerataan pendidikan dan vokasi, serta adanya transformasi pendidikan menjad pusat-pusat riset dan inovasi.
“Pusat-pusat riset ini harus bermitra dengan militer dan jadi pusat inovasi teknologi. Jadi militer kita selain kuat dari segi teknologi, juga kuat secara personil sehingga Indonesia bisa menjadi kekuatan global,” pungkasnya.