SuaraJakarta.co, JAKARTA – Ketua PBNU Hanief Saha Ghafur menegaskan PKB sebagai anak kandung NU harus terlibat dalam Pilkada DKI putaran kedua.
Keterlibatan itu, tambah Hanief, harus selayaknya mempertimbangkan resiko paling minimalis.
“Saya kok melihat, risiko untuk memilih pasangan nomor dua yaitu Ahok-Djarot jauh lebih besar ketimbang memilih pasangan nomor urut tiga, Anies-Sandi,” kata Hanief saat diskusi bertema “Ahok atau Anies?” di kantor Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa di Jakarta, Jumat, (25/2).
Menurut Hanief, PKB harus cerdas mengkritisi apa yang dilakukan oleh Ahok selama ini, baik dari sisi kebijakan, perilaku maupun prestasinya. Begitu juga dalam melihat pasangan nomor tiga. Hanya saja, kata dia, kelemahan Ahok jauh lebih besar dibanding sosok Anies.
“Coba lihat dari sisi kinerja baik serapan anggaran APBD maupun dari banjir. Ternyata serapan anggaran pemerintahan Ahok hanya 60 persen. Artinya banyak program yang tak jalan,” jelas Hanief.
“Ini masalah besar. Kemana saja kinerja Ahok? Jadi memilih Anies lebih tepat dibanding ke Ahok. Dari sisi perilaku, warga Nahdliyin tentu sudah paham bagaimana perilaku Ahok selama ini. Makanya, secara partai PKB harus bersikap dan mencari risiko atau mudharatyang mana yang lebih kecil,” ucapnya. (RDB)