Kondisi Perekonomian Global Belum Membaik, RAPBN 2016 Dinilai Masih Ambisius

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pemerintah bersama Komisi XI DPR-RI baru saja menyepakati asumsi-asumsi makro yang menjadi dasar untuk Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Rapat kerja yang dilaksanakan pada hari Selasa malam (22/9) di kompleks Senayan tersebut dihadiri oleh Menteri Keuangan, Menteri PPN/ Kepala Bappenas, serta Gubernur BI.

Asumsi-asumsi makro yang menjadi dasar penyusunan RAPBN 2016 tersebut disepakati sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi 5,3%, target inflasi 4,7%, rata-rata nilai tukar rupiah Rp13.900 per dollar AS, serta suku bunga SPN 3 bulan sebesar 5,5%.

Adapun target terkait indikator pembangunan ialah penurunan angka kemiskinan menjadi 9%-10%, gini ratio sebagai indikator kesenjangan menjadi 0,39, tingkat pengangguran sebesar 5,2-5,5%, serta IPM sebesar 70,10

Anggota Komisi XI DPR RI Ecky Awal Mucharam, dalam rapat kerja ini, mendorong pemerintah agar bekerja keras untuk merealisasikan hal tersebut, “Walau saya melihat angka-angka tersebut masih cukup ambisius, namun saya berharap semoga bisa tercapai. Syaratnya adalah pemerintah harus konsisten memperkuat kepercayaan pasar dan publik. Pemerintah harus fokus dan bekerja sama dengan BI untuk mewujudkanya,” jelas Ecky.

Selain itu, Ecky juga meminta pemerintah belajar dari pengalaman realisasi APBN-P 2015 yang banyak meleset dari asumsinya.

“Pemerintah harus belajar dari pengalaman realisasi APBN-P 2015 yang banyak meleset dari asumsinya. Jangan ada lagi kegaduhan-kegaduhan politik dari mulai intrik antar penegak hukum, hingga perang statemen di publik antar menteri yang membawa sentimen negatif kepada publik dan pasar,” jelas Ecky yang berasal dari daerah pemilihan Kota Bogor dan Kabupaten Cianjur ini.

Selain itu, menurut alumnus Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) ini, pemerintah harus mendorong belanja negara yang efektif, jangan terlambat seperti sekarang. “Anggaran perlu terserap dengan baik sebab belanja pemerintah akan memberi stimulus bagi perekonomian. Serta pemerintah perlu menjaga daya beli masyarakat dan memberikan dukungan yang maksimal bagi sektor riil,” tambah Ecky.

Ecky mengakui ke depan kondisi eksternal perekonomian global sedang jelek cuacanya, “Tapi jangan hanya bisa mengeluh, sebab pemerintah masih punya ruang untuk bermanuver,” tutup Ecky.

Related Articles

Latest Articles