SuaraJakarta.co, JAKARTA – Perlakuan yang dilakukan aparat kepolisian akhir-akhir ini tidak sangat tidak mencontohkan kalau mereka sebagai pelindung dan pengayom bagi masyarakat atau kalangan mahasiswa, contohnya seperti yang baru terjadi pada hari kamis (13/11/2014) asal tribun manado, dimana mahasiswa yang sedang melakukan unjuk rasa di Universitas Negeri Makassar (UNM) aparat kepolisian berupaya melakukan pembubaran paksa pada mahasiswa yang sedang melakukan aksi dengan menurunkan ratusan aparat kepolisian dari satuan sabhara polrestabe Makassar dan satuan Brimob Polda Sulsel di Jl AP Pettarani berujung bentrok, bahkan wartawan wartawan menjadi sasaran amukan polisi.
Melihat hal tersebut, Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta Raya, Arief Wicaksana mengatakan dalam acara diskusi publik dan pelantikan Himpunan Mahasiswa Islam komisariat Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Cabang Jakarta Raya pada hari Jum’at (14/11/2014) di kampus Universitas Negeri Jakarta Rawamangun mengatakan,
“Sangat tidak manusiawi aparat kepolisian yang mempunyai fungsi dan peran sebagai pelindung dan pengayom melakukan tindakan yang tidak seharusnya dilakukan kepolisian sehingga banyak korban yang berjatuhan, yang dilawan bukanlah musuh atau mafia tapi adalah mahasiswa hanya bermodalkan buku dan pena, sehingga harus dilawan oleh aparat kepolisian dengan senjata,”.
Menurutnya ketika memberikan sambutan, beliau mengatakan kapolrestabes Makassar Kombes Pol Fery Abraham dan Kapolda Sulsel Irjen Pol Anton Setiadji harus dicopot dari jabatannya. “Kapolda dan Kapolrestabes harus berani mempertanggung jawabkan yang telah dilakukan anggotanya, karena aparat kepolisian sebagai pengayom masyarakat bukan musuh rakyat, apalagi “anjing herder” penguasa. Jadi keduanya harus dicopot dari jabatannya karena tidak mampu memimpin anggotanya dengan baik,” katanya.