SuaraJakarta.co, JAKARTA – Salah satu tantangan terberat yang dihadapi Jakarta seluas sekitar 661,52 km² dan dihuni 10 juta jiwa lebih ini adalah derap pembangunan yang tidak terkendali sehingga berpotensi merusak lingkungan hidup.
Hal tersebut disampaikan oleh Senator Jakarta, Fahira Idris di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Fahira menyatakan, siapa saja yang memimpin Jakarta harus punya visi lingkungan hidup dan terobosan menyelamatkan Jakarta dari ancaman bencana ekologis.
“Kondisi Jakarta di mana 40 persen dari luasannya adalah dataran rendah dan ketinggiannya berada di bawah muka air laut pasang ditambah dilintasi 13 aliran sungai menjadikan kota ini sangat rentan terkena bencana ekologis,” ungkap Wakil Ketua Komite III DPD itu.
Selain itu, kata Fahira, pembangunan yang tidak terkendali dan mengabaikan lingkungan akan terus memperburuk kondisi Jakarta.
“Untuk itu, sangat dibutuhkan pemimpin Jakarta yang bervisi lingkungan hidup dan tak bisa ditawar lagi,” katanya.
Oleh karena itu, lanjut Fahira, sudah saatnya pembangunan di Jakarta dievaluasi ulang dan dikendalikan. Sebanyak apapun manfaat ekonomi sebuah proyek pembangunan, tetapi mengabaikan lingkungan hidup tidak akan ada gunanya. Pemprov DKI Jakarta harus bisa menahan laju pertumbuhan properti (mall, apartemen, dan sebagainya) dan mengevalusi dampak lingkungan yang disebabkannya. Terlebih pembangunan properti yang memaksa menimbun laut menjadi daratan seperti yang terjadi di Teluk Jakarta.
“Bagi saya, reklamasi Teluk Jakarta, perspektifnya lebih luas, bukan hanya sekedar pelanggaran izin saja, tetapi yang lebih mendasar itu ancaman kerusakan lingkungan hidup akibat reklamasi. Ke depan, hal-hal seperti ini tidak akan terjadi jika visi lingkungan kedepankan,” tutup Fahira.