SuaraJakarta.co, JAKARTA – Peneliti CSIS Arya Fernandes menyebutkan putaran kedua Pilkada DKI pada Bulan April mendatang, akan sangat berat bagi paslon Ahok-Djarot.
Hal itu karena petahana hanya menang tipis di putaran pertama, selisih sekitar 2 persen suara.
“Dengan selisih yang tipis ini memang pekerjaan petahana akan sangat berat, tidak mudah bagi petahana. Secara psikologis, suara biasanya pada batas-batas tertentu akan lari ke penantang. Memang energi yang akan dikeluarkan petahana akan lebih besar lagi dan tidak mudah menghadapi putaran kedua,” kata Arya kepada wartawan, Jumat (17/2/2017).
Karena itu, pertarungan di putaran kedua diprediksi bakal lebih sengit. Ahok-Djarot dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno, yang bertarung di putaran kedua, pun harus sangat cermat.
“Yang harus dilakukan (Ahok-Djarot) tentu tidak blunder, karena kalau ada blunder lagi itu akan memperparah situasi dan sangat merugikan,” katanya.
Dikutip dari laman https://pilkada2017.kpu.go.id/hasil/t1/dki_jakarta/, hingga pukul 6.09 sore, Jumat (17/2), suara Anies-Sandi berada di angka 40,05 persen, Ahok-Djarot 42,91 persen, dan Agus-Sylvi 17,04 persen.
Data yang telah masuk sebanyak 13.010 dari 13.023 TPS (99,9 persen). Sedangkan tingkat partisipasi mencapai target, yaitu 77,1 persen.
“Nah kans di putaran kedua saya kira tergantung bagaimana sinyal yang akan diberikan oleh Cikeas dan pasangan nomor satu. Jadi kalau sinyal itu diberikan kepada Anies mungkin akan membantu meningkatkan elektoral Anies dan kalau dari segi demografi ada irisan antara basis Anies dengan basis Agus. Jadi kalau sinyal Cikeas mendukung Anies, ini akan berbahaya bagi petahana,” pungkasnya. (RDB)