Ada Upaya Benturkan TNI-Polri-BIN, Masyarakat Harus Waspada

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Isu pengadaan senjata ilegal sebanyak 500 pucuk di luar institusi TNI/Polri yang mengatasnamakan presiden, terus menjadi sorotan di kalangan pengamat.

Salah satunya, karena Panglima TNI dalam pernyataannya menyatakan akan menyerang institusi Polri dan BIN karena dianggap tidak boleh menggunakan senjata yang bisa menembak tank dan pesawat.

Melihat kondisi itu, Pengamat Intelijen Ridlwan Habib menekankan semua pihak, khususnya masyarakat, untuk mewaspadai upaya-upaya pihak ketiga yang mencoba mengadu domba antara Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Polri dan Badan Intelijen Negara (BIN).

“Dari penelusuran dengan metode open source intelligence atau OSINT, operasi adu domba ini menggunakan medsos,” kata Ridlwan sebagaimana dikutip dari laman Antara, Senin (25/9).

Atas polemik ini, Menkopolhukam Wiranto telah memberikan klarifikasi bahwa yang ada hanyalah pengadaan sebanyak 500 pucuk senjata yang dipesan oleh BIN dan Polri kepada PINDAD

Kendati demikian, di media sosial persoalan itu terus menjadi sorotan bahkan muncul trending topic tagar #PanglimaTantangBIN pada Sabtu (23/9).

“Dari penelusuran saya, itu menggunakan auto bot, mesin, bukan akun asli,” kata alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Tagar #PanglimaTantangBIN itu menggunakan link url sebuah berita di website www.perangbintang.com. “Setelah saya cek, website itu dihosting dari luar negeri, ” kata Ridlwan.

Website perangbintang.com beralamat IP di 198.185.159.145 yang berada di Naples, Florida, Amerika Serikat. “Ada intensi dari pembuat situs itu untuk menyamarkan penjejakan,” kata Ridlwan.

Pada Minggu (24/9) isu makin memanas karena beredar berita melalui WhatsApp group yang mengutip situs perangbintang.com. “Padahal di berita itu ada wawancara fiktif seolah-olah Kepala BIN diwawancarai padahal tidak pernah dan tidak jelas lokasi wawancaranya. Tujuannya jelas fitnah dan menyesatkan,” kata Ridlwan.

Selain BIN, lanjut dia, akun-akun anonim juga memanaskan situasi dengan seolah-olah menuduh Polri mempunyai senjata ilegal. Bahkan dengan gambar-gambar hoaks.

Dia mencontohkan salah satu posting di media sosial yang menunjukkan tumpukan gambar senjata AK 47 yang disebut-sebut milik Polri, namun setelah ditelusuri di internet itu gambar tumpukan senjata dalam konflik Yaman tahun 2016.

“Jadi memang tujuannya adu domba dengan modal gambar hoax,” katanya.

Dia menilai isu ini adalah upaya pecah belah oleh kepentingan asing agar Indonesia gaduh. Tujuannya agar masyarakat saling curiga termasuk personel di dalam kepolisian, BIN, dan TNI.

“Operasi intelijen asing yang sangat berbahaya karena mengadu domba para Bhayangkari negara, padahal hubungan Panglima, Kepala BIN, dan Kapolri harmonis dan baik baik saja,” katanya.

Ridlwan meyakini pihak asing ingin menciptakan kegaduhan agar pembangunan di Indonesia terganggu. “Masyarakat dibuat tidak tenang oleh isu-isu, sehingga resah dan tidak percaya pada pemerintah. Ini sangat berbahaya, ” katanya.

Dia menilai respon Menko Polhukam dalam menenangkan suasana sudah tepat dan terukur.

“Kalau setelah ini terus memanas, pasti ada kepentingan asing yang tidak ingin Indonesia akur, rukun dan damai,” kata Ridlwan.

Related Articles

Latest Articles