SuaraJakarta.co, JAKARTA – Anggota DPRD DKI dari Fraksi Nasdem Bestari Barus memberikan nasihat kepemimpinan Anies-Sandi.
Hal itu disampaikan Bestari saat konferensi pers 100 Hari Kepemimpinan Anies-Sandi bersama Fraksi PDIP di Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (24/1).
“Menurut saya memang tidak mudah menjadi pemimpin di DKI. Saya sarankan kepada Anies-Sandi belajar banyak dari pendahulunya,” jelas Bestari.
Beberapa nama yang bisa dijadikan contoh adalah Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Fauzi Bowo, juga Joko Widodo. “Pak Anies dan Bang Sandi jangan selalu berseteru. Dan jangan pernah berpikir, Jakarta itu ada satu negara dalam negara,” tambah mantan Ketua Golkar Kepulauan Seribu ini.
Salah satu kebijakan yang disorot oleh Fraksi Nasdem adalah soal pencabutan larangan motor di Sudirman Thamrin. Fraksi yang hanya memiliki lima kursi itu menilai Pemprov DKI abai mengawal gugatan itu sehingga MA memutuskan untuk mencabut peraturan yang disusun era Ahok itu.
“Kenapa Pemprov DKI kelihatan abai mengawal itu di MA dan kelihatan tidak melakukan apa-apa dan ketika sudah diputuskan langsung mencopot semua tanda (marka jalan, red),” paparnya.
Bestari lalu mendefinisikan sendiri makna berkeadilan. Menurutnya, dengan pencabutan larangan itu, berarti tidak hanya motor, tapi juga bajaj, mikrolet, hingga truk besar boleh masuk ke jalan Sudirman-Thamrin.
“Maka pembatasan sebagai pengaturan suatu wilayah itu dapat dilakukan tapi ketika ada yang menggugat jangan diam dong lakukan suatu upaya,” kritik Barus.
Secara keseluruhan, dalam konferensi pers ini, Fraksi PDIP dan Nasdem sepakat untuk mengajukan Hak Interpelasi terkait beberapa kebijakan Anies-Sandi selama 100 hari ini. (RDB)