SuaraJakarta.co, DEPOK – Asa untuk menatap Indonesia yang lebih baik kini semakin terbuka lebar. Dengan diselenggarakannya Persiapan Keberangkatan (PK) LPDP Angkatan 68, Gardapati Parahita, ratusan penerima beasiswa LPDP di Wisma Hijau Depok, Senin hingga Sabtu (23-28/05), akan segera diberangkatkan menuju negara tujuan masing-masing tahun ini.
Direktur Dana Rehabilitasi Fasilitas Pendidikan LPDP, M. Sofwan Effendi, berpesan agar penerima beasiswa LPDP mebiasakan bersabar dalam keadaan menguntungkan dan bersyukur dalam keadaan yang tidak menyenangkan.
“Ikhlas adalah penyeimbang diantara sabar dan syukur. Milikilah niat yang tulus maka akan lahir pemikiran yang baik”, papar Sofwan.
Penerima beasiswa LPDP ini akan melanjutkan ke universitas terbaik dunia, seperti Oxford, UC Berkeley, dan Manchester. Britania Raya hingga saat ini masih menjadi negara tujuan belajar terbanyak. Tak ketinggalan sederetan nama kampus terbaik dalam negeri seperti IPB, UGM, dan ITB, juga menjadi tujuan beberapa penerima beasiswa. Hingga PK Angkatan 68 berlangsung, lebih dari 8.000 putra-putri terbaik bangsa telah diberangkatkan untuk meraih gelar master dan doktor.
“Tahun ini LPDP mengalokasikan beasiswa hingga 5.000 kursi,” ungkap Sofwan. “Ini artinya akan terjadi peningkatan signifikan untuk jumlah SDM berkualitas yang akan berkontribusi sesuai bidangnya di masa depan.” Sofwan menjelaskan bahwa tugas alumni setelah pulang adalah berkontribusi sesuai bidang dengan niat ikhlas seperti yang disampaikan pada saat seleksi wawancara. Harapannya, atmosfer akademik dan hal-hal positif yang diperoleh saat menjalani studi dapat diterapkan di Indonesia. Sofwan juga berpesan agar penerima beasiswa tiidak pernah lupa dengan Tuhan, “ Sekeras apapun usaha kita yang menentukan adalah Tuhan. Jangan lupa berdoa disela-sela usaha, agar kita tidak pernah merasa sombong.”
Salah satu penerima beasiswa, Deslaknyo Wisnu Hanjagi, mengamini harapan yang disampaikan oleh pihak LPDP. Deslaknyo akan melanjutkan kuliah di Wageningen University, Belanda, mengambil konsentrasi komunikasi dan inovasi di universitas terbaik di dunia pada bidang pertanian dan kehutanan itu.
“Mempelajari komunikasi dan inovasi secara bersamaan akan membantu saya untuk menemukan dan mengembangkan sistem transfer teknologi terbaik bagi Indonesia. Tanpa penguasaan iptek, tak ada satupun negara yang bisa berjaya,” ungkap lulusan IPB ini. Diketahui selama beberapa tahun terakhir, Deslaknyo aktif sebagai manajer bidang riset dan analisis data, Masyarakat Ilmuwan dan Teknolog Indonesia (MITI), NGO yang dikenal dunia dalam bidang transfer teknologi di Indonesia.