SuaraJakarta.co, JAKARTA – Hari Pendidikan Nasional seharusnya menjadi momentum untuk meletakkan dasar pendidikan nasional secara stabil. Beberapa isu berkaitan dengan Pendidikan dalam Focus Discustion Gruop PAHAM Indonesia dalam rangka hari pendidikan (2/5). Persoalan yang banyak disoroti adalah masih sulitnya akses terhadap pendidikan.
“Mungkin pemerintah sudah mengeluarkan Kartu Indonesia Pintar, namun ternyata itu saja tidak cukup. Karena ternyata masih ada pelajar yang harus bertaruh nyawa dengan melintasi jembatan tali ketika hendak belajar. Sebagian mereka pun harus berburu rupiah dipinggir jalan, sehingga mengesampingkan keinginannya untuk belajar di bangku sekolah. Belum lagi banyak fasilitas pendidikan yang sebenarnya tak layak pakai, sehingga siswa harus belajar dengan kondisi apa adanya.” ungkap Liza Elfitri aktifis advolasi pendidikan dari PAHAM Indonesia.
“Lebih parah lagi, sepertinya desain makro kebijakan pendidikan di Indonesia yang tidak jelas”, papar pengacara publik tersebut.
Menurut Liza pemerintah terkesan kerap mengganti kebijakan kurikulum yang cenderung merugikan guru dan murid.
“Ada yang berkonsultasi kepada kami untuk menjajaki melakukan upaya hukum terhadap kebijakan pemerintah ini. Bayangkan saya, sejak orde . Ini kan guru dibuat bingung, dari kurikulum berbasis kompetensi, diganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau KTSP, kemudian diganti lagi dengan kurikulum tematik tahun 2013”, paparnya.
Lebih lanjut Liza menegaskan agar pemerintah memiliki desain kebijakan pendidikan yang jelas, Jangan menjadikan anak Indonesia sebagai kelinci percobaan kebijakan pendidikan.