SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan-Sandiaga Uno berkomitmen untuk merealisasikan setiap janji kampanyenya selama kepemimpinan lima tahun mendatang.
Selain OK-OCE yang sudah mulai diminati oleh ribuan peserta, visi Anies-Sandi untuk menghadirkan sistem transportasi yang murah, nyaman, dan terintegrasi melalui OK-Otrip mulai terumuskan di tingkat SKPD, dengan cara menyusutkan jumlah trayek di tiap ruas jalan.
Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Andri Yansyah menegaskan dengan penyusutan trayek itu, tarif angkutan sebesar Rp 5.000 per penumpang bisa terlaksanan dalam kurun waktu tiga tahun.
“Caranya adalah semua trayek akan terkoneksi ke Bus Transjakarta, sedangkan angkutan lainnya akan menjadi angkuta feeder (pengumpan). Artinya, transportasi utama berubah dan terfokus menuju Transjakarta, KRL Commuter Line, MRT, dan LR, “ jelas Andri Kamis (19/10).
Pembenahan trayek juga disusun melalui penataan ulang rute (rerouting) yang didasarkan pada kebutuhan bus besar dan ketersediaan subsidi yang disiapkan Pemprov DKI di APBD.
“Harus ke rerouting, berapa trayek yang dibutuhkan untuk bus besar dengan klasifikasi jalan harus dilihat semua. Setiap jalan tidak perlu lebih dari dua angkutan,” ujar Andri.
Dengan adanya penyusutan trayek ini, maka 71 trayek bus besar akan menjadi 10 trayek, 89 trayek bus sedangkan akan menjadi 46 trayek, 156 trayek angkot kecil akan menjadi 85 trayek dan dikelola 13 operator.
Dengan cara ini, pembenahan angkutan umum bisa memangkas 50 persen pemberian subsidi dan mengurangi jumlah angkutan. Termasuk, ke depannya, satu ruas jalan hanya akan diisi dua angkutan umum, salah satunya Transjakarta. (EDI)