SuaraJakarta.co, JAKARTA – Pemimpin kudeta berdara di Mesir dijadwalkan akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo Jum’at siang ini. Abdel Fattah Al Sisi atau yang dikenal As Sisi merupakan Presiden Mesir yang menempati jabatannya dengan jalan kudeta militer. Banyak kejahatan kemanusiaan dan pembantaian – pembantaian yang dilakukan oleh rezim As Sisi. Indonesian Society For Humanity (ISFH) telah mendata sekian daftar pelanggaran HAM tersebut.
Kejahatan kemanusiaan terhadap warga sipil telah dilakukan As Sisi antara lain:
pembantaian Garda Republik (8 Juli 2013);pembantaian Stadion Manshuroh (19 Juli 2013);pembantaian Monumen Sadat (27 Juli 2013);pembantaian Nadhoh Square (14 Agustus 2013);pembantaian Rabiah (14 Agustus 2013);pembantaian Ramsis (16 Agustus 2013);pembantaian Abou Zabal (18 Agustus 2013).
Ribuan warga sipil tak bersalah tewas, selain itu lebih dari 300 tahanan meninggal di dalam penjara.
ISFH sangat kecewa dengan sikap Presdien Jokowi yang tetap menerima kedatangan Assisi. Sebagai presiden hasil pemilu demokratis di negara demokrasi terbesar ke-3 di dunia semestinya Presiden Jokow berdiri menyeret penjahat kemanusiaan Assisi ke Mahkamah Internasional. Salah besar jika Indonesia yang merupakan bangsa yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan dan kemerdekaan mengizinkan As Sisi menginjak tanah airnya.
Koordinator ISFH, Noval menyatakan “Kedatangan As Sisi di Indonesia sangat kami sayangkan, kecuali jika Jokowi berniat hendak menangkapnya. Kami akan kembali menghadangnya di depan istana hari ini dengan jumlah massa yang lebih besar”. Tegasnya.
“Dengan berjabat tangan dengan Assisi, apakah Pak Jokowi lupa bahwa sila ke-2 Pancasila kita berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan beradab”?.” Tambah Noval.