SuaraJakarta.co, JAKARTA – Koordinator Presidium Himpunan Masyarakat untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika), Syaiful Jihad mendesak agar Kolese Kanisius mencabut penghargaan yang diberikan kepada Ananda Sukarlan.
Tuntutan Humanika itu merupakan buntut dari sikap pianis Ananda Sukarlan yang walk out saat Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan memberikan sambutan pada acara Ulang Tahun ke-90 Kolese Kanisius di Jakarta, Sabtu (11/11/2017) lalu.
Menurur Syaiful, cara yang dilakukan Ananda Sukarlan sebagai bentuk intoleran dan miskin akhlak yang bisa berujung pada perpecahan bahkan perang saudara.
“Apa yang ditunjukan Ananda Sukarlan dan teman-temannya yang walk out saat gubernur pidato itu adalah sebuah tindakan ceroboh yang tidak bisa dibenarkan. Jika tindakan seperti ini dibiarkan dan malah didukung maka bisa berakibat fatal, bahkan dikhawatirkan bisa memicu perang saudara,” ujar Syaiful seperti dilansir indopos, Selasa (14/11/2017).
Syaiful mengatakan, kasus walk outnya Ananda Sukarlan adalah bentuk penghinaan yang dilakukan secara sengaja kepada seorang tamu yang diundang dan kebetulan menjabat sebagai gubernur.
“Kalau saja sikap penghinaan itu dibalas oleh pihak yang mendukung Gubernur Anies tentu konflik tidak akan bisa dihindarkan, dan perseteruan dapat terpicu,” katanya.
Dalam hal ini, Syaiful mengapresiasi Anies Baswedan dalam menyokapi penghinaan tersebut. “Anies layaknya negarawan yang tidak terpancing dengan provokasi memalukan tersebut. Sehingga emosi para pendukungnya dapat diredam,” tambah Syaiful.
Namun begitu, Humanika tetap mendesak harus ada sanksi kepada Ananda Sukarlan tersebut. Karena sangat penting pemberian sanksi tersebut agar peristiwa seperti itu tidak kembali terulang di kemudian hari.
”Salah satu yang kami sarankan adalah sanksi berupa pencabutan penghargaan yang sudah diberikan oleh Kolese Kanisius kepada Ananda Sukarlan,” tegas Syaiful
Seperti diktehaui Kanisius memberikan penghargaan di bidang kemanusiaan dan seni musik kepada Ananda Sukarlan dalam Kolese Kanisius ke-90. (EDI)