SuaraJakarta.co, JAKARTA – Anggota Komisi Agama DPR RI Hidayat Nur Wahid mengingatkan tuduhan terorisme kepada Ormas Islam Wahdah Islamiyah yang dilakukan oleh salah satu media televisi nasional hendaknya tidak malah memperlemah demokrasi (fitnah).
Pasalnya, sebagai pilar keempat demokrasi, media seharusnya menghadirkan kredibilitas tinggi dan menjaga kejujuran dalam menyampaikan berita agar dapat menjalankan prinsip-prinsip demokrasi secara bertanggung jawab.
“Kita semua pasti ingat, media itu pilar keempat demokrasi. Karenanya, media harus bisa menghadirkan kredibilitas tinggi, jujur dalam pemberitaan, hingga dapat dipercaya orang. Kalau media malah menghasilkan berita yang berujung pada fitnah, pada akhirnya orang tidak akan percaya pada demokrasi,” jelas Hidayat dalam Konferensi Pers bersama puluhan tokoh agama dan politik di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, sebagaimana rilis yang dikirimkan kepada suarajakarta.co, Senin (11/1).
Wakil Ketua MPR ini juga mengingatkan kalau media tidak mampu menghadirkan kepercayaan kepada sistem demokrasi, maka masyarakat akan memilih jalan terorisme. “Itu pasti suatu hal yang kita tolak. Posisi kita adalah anti-terorisme, termasuk kita menolak teror dari media sekalipun,” tegas Hidayat.
Dengan demikian, Hidayat berharap media televisi tersebut segera mengkoreksi dan meminta maaf atas tuduhan terorisme kepada Wahdah Islamiyah, khususnya kepada Ketua Umumnya yaitu Muhammad Zaitun Rasmi. “Dan juga beri waktu kepada Pak Zaitun untuk berikan klarifikasi secara terbuka. Saya kira itu adalah koreksi yang moderat dan bertanggung jawab,” papar Hidayat.
Selain Hidayat, dukungan terhadap Ormas Islam Wahdah Islamiyah juga hadir dari Bachtiar Natsir (MIUMI), Yusuf Mansyur, Iqbal Parewangi (Anggota DPD dari Sulawesi Selatan), Syafei Antonio (Cendekiawan Muslim), Adhyaksa Dault (Mantan Menpora RI), dan Cholil Nafis (Nahdhatul Ulama).