SuaraJakarta.co, JAKARTA – Tidak hanya komoditas bawang merah dan cabai merah yang naik signifikan harganya, menjelang bulan puasa ini, ternyata harga jengkol juga turut naik. Uniknya, buah berbau menyengat di mulut ini ternyata lebih mahal di banding per kilogram.
Menurut laporan dari korannonstop.com, sabtu (6/6), di Pasar Kramat Jati, harga jengkol telah menembus harga Rp. 100 ribu per kilogram, lebih tinggi dari harga ayam dan daging.
“Harga ayam, daging sapi, bawang, cabai masih sama saja, belum ada yang naik. Mungkin yang sedang naik terus itu harga jengkol,” ucak Karna (45) di Pasar Kramat Jati, Jumat (5/6).
Dirinya menjelaskan bahwa kenaikan harga jengkol sudah dimulai dari awal Bulan Mei ini. Disinyalir, kurangnya pasokan menjadi sebab utama kenaikan buah yang dapat menyembuhkan penyakit diabetes mellitus ini.
“Saya enggak berani jual banyak-banyak, takut tidak habis,” katanya.
Yanto, pedagang lainnya, menambahkan bahwa kenaikan jengkol pada harga normal biasanya berada pada kisaran harga Rp. 28 ribu per kilogram. Namun, pada pertengahan Mei naik menjadi Rp. 37 ribu, naik lagi menjadi Rp. 40 ribu, hingga kini tembus Rp. 100 ribu per kilogram.
“Saya dapat pasokan jengkol dari Lampung,” tambahnya.
Menurut beberapa pedagang di Pasar Panjang, Subang, harga jengkol naik karena kiriman dari Banten terus menurun padahal menjelang puasa, kebutuhan akan jengkol meningkat.
“Kiriman dari pedagang lokal dan dari Banten turun drastis,” kata Agus, sebagaimana dikutip dari laman tempo.co, Rabu (20/5).