Organisasi manager melalui Asosiasi Manajemen Indonesia (AMA) dan organisasi pemasar yang tergabung dalam Indonesia Marketing Association (IMA) Chapter DKI Jakarta kembali merapatkan barisan melalui gathering yang digelar Senin (14/05) lalu di D’Cost Seafood VIP, Jalan Abdul Muis Jakarta Pusat.
Secara rutin, kedua organisasi profesional tersebut selalu melakukan update dan sharing knowledge di masing-masing asosiasinya setiap bulan. Sekali dalam satu semester, keduanya menyatu untuk menggelar kegiatan bersama untuk memperkuat silaturrahmi dan menyamakan visi.
Kali ini, gathering dilakukan menjelang Ramadhan mengangkat topik update dan sangat menarik, “Hype, Viral, Buzz : The 3 New Words that Change the World”. Hadir selaku pemateri, Daniel Tumiwa mewakili pelaku bisnis dan Wahyu T. Setyobudi dari unsur akademisi.
Dalam pemaparannya, Daniel Tumiwa yang mantan CEO OLX Indonesia ini mengatakan bahwa untuk meningkatkan penjualan di era digital, kita tidak hanya butuh Brand Awareness tetapi lebih dari itu, juga butuh Story Awareness. Produk yang mampu menghasilkan “cerita” akan lebih mudah viral.
“Ketika emosional bertemu dengan rasional di dunia digital, maka emosi yang akan menang,” lanjutnya. Untuk itu, kecerdasan memainkan emosi sangat berperan dalam meningkatkan penjualan. Hal yang sama, juga berlaku untuk popularitas!
Amazon, Go-Jek, Qlapa, Bro.do, adalah sederet merek sukses yang terbangun dari “cerita” pelanggannya. Masih banyak lagi merek terkenal lain yang juga sukses dari kedigdayaan sebuah “cerita”. Untuk itu, unsur cerita dan emosi mempunyai peran penting di jaman now.
Sementara itu, Wahyu T. Setyobudi yang kesehariannya sebagai Head of Research di PPM School of Management memberikan resep kepada puluhan audiens yang hadir, untuk tidak menghadang arus hype, viral, dan buzz. “Ketiga kata itu jangan dilawan tapi ditunggangi. Dengan begitu, maka kita akan mampu memainkan gelombang di tengah gulungan ombak,” jelasnya.
Agar produk kita menjadi viral, banyak hal yang dapat dilakukan. Dari 9 (sembilan) ide cerdas yang diberikan, terdapat 3 (tiga) di antaranya yang terbukti dahsyat meningkatkan efek viral, seperti: buatlah testimoni unik (funny testimony), ciptakan prestasi mendunia (create world record), dan hadirkan cerita yang tak terlupakan (extreme experience).
Sharing knowledge pada gathering kali ini dibumbui nuansa sosial. Hal ini terlihat dari audince yang hadir, tidak hanya dari kalangan profesional tetapi juga mengundang tamu khusus dari kalangan difabel. Tampak hadir 60-an audience dari kalangan profesional dan 5 (lima) orang lainnya dari komunitas difabel.
“Kami berusaha memberikan atmosfir baru pada gathering kali ini dengan menghadirkan saudara-saudara kita dari kalangan difabel. Kami meyakini, update knowledge seperti ini perlu dilakukan kepada semua kalangan, termasuk untuk saudara-saudara kita yang kurang beruntung,” ungkap M. Rifqi Alam, ketua panitia.
Kegiatan rutin ini juga diharapkan semakin mempererat silaturrahmi kedua organisasi profesi tersebut. “Kita telah melakukan hal yang sama di tahun-tahun sebelumnya dan akan kita lanjutkan di event berikutnya secara berkala,” tambah R. Imam Nurhidayat, salah satu panitia lainnya.
AMA dan IMA DKI Jakarta telah menunjukkan eksistensi kedua organisasi tersebut dalam memberikan insights kepada para manajer dan pemasar di kota ini. AMA merupakan organisasi profesi untuk para manajer sementara IMA adalah organisasi para pemasar sekaligus penyelenggara sertifikasi profesi pemasaran tingkat nasional dan Asia yang mengeluarkan titel ICPM (Indonesia Certified Professional Marketer) dan CPM (Certified Professional Marketer).