SuaraJakarta.co, JAKARTA – Setibanya di lokasi Gempa Palu, 22 personel dokter yang tergabung dalam Tim Tanggap Ibukota langsung menangani korban gempa sebanyak 12 orang dalam waktu dua hari.
Menurut Koordinator Tim Dokter Arsanto Triwidodo, penanganan korban gempa tersebut tetap dilakukan di tengah keterbatasan sumber daya tenaga medis.
Tenaga medis setempat, jelas Arsanto, terpaksa harus mengurus keluarganya yang juga terdampak gempa.
“Awalnya berantakan sekali pasca gempa dan barang berserakan. Untungnya, kami kerjakan dengan cepat dan bisa bikin rumah sakit kecil lengkap, sehingga hari Kamis (4/10) rumah sakit darurat ini dapat beroperasi,” tegasnya.
Meskipun demikian, di tengah keterbatasan sumber daya, tim dokter berhasil membangun rumah sakit darurat di kawasan RS Wirabuana, Palu Timur.
“Saya kontak terus untuk
cari lokasi paling bisa memungkinkan kita mendirikan rumah sakit darurat dan RS
Wirabuana ini kandidat paling memungkinkan di tengah hancurnya beberapa
fasilitas rumah sakit di Kota Palu, terlebih mereka memiliki genset dan air
bersih untuk keperluan sterilisasi,” terangnya.
Setelah tim dokter membuka pelayanan, pasien
yang sebelumnya hanya mendapat tindakan rawat inap dan penanganan manual,
langsung mendapat tindakan operasi sehingga luka yang mereka derita dapat
segera ditangani dan nyawa mereka pun dapat diselamatkan sebelum terkena
infeksi akibat luka.
“Hari
pertama kita melayani 7 korban gempa dan hari ini 7 juga, per hari ini ada 12
yang sudah ditangani, dan terus berdatangan. Kebanyakan kami lakukan operasi
penanganan patah tulang. Selain itu, kami juga membantu beberapa tindakan
persalinan,” jelasnya.