Inggar Saputra | SuaraJakarta.com
Jakarta – Bahaya banjir merupakan program krusial bagi masyarakat Jakarta. Bagaimana tidak, setiap penghuni ibukota pasti sulit melepaskan diri atas kedatangan tamu tak diundang ini. Tidak jarang, banjir di Jakarta mampu menghentikan aktivitas perekonomian penduduk Jakarta. Wajar akhirnya banyak warga Jakarta mengharapkan siapapun pemenang Pilkada DKI Jakarta wajib menghentikan arus banjir di ibukota.
Banjir memang menjadi ancaman bagi kota besar seperti Jakarta. Menurut catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah DKI Jakarta sebanyak 2.430 jiwa menggungsi akibat banjir. Di Jakarta Timur 50 warga Kalisari mengungsi akibat adanya banjir yang melanda wilayah mereka. Kondisi serupa ditemui di Jakarta Selatan dimana sekitar 850 penduduk Ulujani memilih mengungsi ke masjid dan gedung sekolah di sekitarnya. Jumlah pengungsi terbanyak sendiri terjadi di Jakarta Barat yakni 1.530 orang.
Repotnya, meski sudah mendapatkan prioritas untuk mengatasi masalah banjir. Selama kepemimpinan Fauzi Bowo-Prijanto masalah banjir tidak kunjung usai. Selama Foke (panggilan akrab Fauzi Bowo-red) berkuasa, tahun 2007 Jakarta mendapat serangan banjir besar.
Awal April ini, hujan deras kembali mengguyur Jakarta dan menghasilkan banjir yang membuat beberapa titik di Jakarta mengalami lumpuh. Kondisi ini dapat ditemui di sepanjang ruas jalan Daan Mogot, Jakarta Barat akibat jalan yang tergenang air sedlaam setengah meter. Sebuah pertanda, kemampuan “sang ahlinya” membereskan masalah Jakarta terbukti gagal total.
Menurut data Dinas Pekerjaan Umum, Jakarta tergolong daerah rawan banjir. Diperkirakan sedikitnya ada 62 kawasan di Jakarta yang mudah terkena bencana banjir.Penyebaran meliputi 9 titik di Jakarta Pusat. 17 titik di Jakarta Barat, 5 titik di Jakarta Timur, 19 titik rawan banjir di Jakarta Utara dan 12 titik di Jakarta Selatan.
Merespons itu, salah satu calon pemimpin Jakarta Didik J. Rachbini menegaskan perlunya konsep matang mengatasi masalah banjir. Menurutnya perlu ada system banjir kanal barat dan timur, penataan daerah aliran sungai dan water front city. Aliran air di kanal harus terintegrasi antara satu dan lainnya. Menyambung Sungai Cisadane dan Ciliwung adalah solusi efektif. Ke depan perlu ada manajemen air yang baik agar run off tidak hilang. (is)