SuaraJakarta.co, BANDUNG – Bertepatan dengan peringatan Hari Air Sedunia, WWF Indonesia bekerjasama dengan HSBC meluncurkan sebuah Laboratorium Edukasi Air di Rumah Belajar Bumi Panda, Bandung, sebagai bagian dari HSBC Water Programme. Laboratorium ini berfungsi sebagai sarana belajar bagi masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait konservasi air, khususnya yang bersumber dari sungai.
Sungai mempunyai peranan penting bagi kehidupan, tak hanya bagi manusia namun juga bagi makhluk lain yang hidup di sungai itu sendiri maupun daratan sekitarnya. Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan sungai, tak disangkal bahwa kelangsungan dan kesejahteraan hidup mereka bergantung pada sungai. Tak hanya sebagai alat transportasi dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari, masyarakat sekitar juga mengandalkan sungai sebagai sumber ekonomi. Namun pengembangan pembangunan di sekitar hutan yang tidak memperhatikan kawasan tangkapan air membuat ekosistem sungai terganggu. Hal ini menyebabkan terjadinya erosi, sedimentasi dan pencemaran.
Living Planet Report (LPR) yang dikeluarkan WWF di tahun 2014 menunjukkan Living Planet Index (LPI) untuk air tawar menurun secara signifikan sebesar 76% terhitung dari tahun 1970 – 2010. Hal ini berdampak kepada kematian 5 juta orang karena penyakit yang ditularkan melalui air setiap tahun. Di Indonesia sendiri beberapa pulau sudah mengalami defisit air, diantaranya pulau Jawa, Sulawesi, Bali, dan NTT. Meski Sumatera masih memiliki surplus air tawar, namun saat ini keberadaan sumber-sumber air tawar tersebut terancam pencemaran yang diakibatkan aktivitas-aktivitas yang tidak ramah lingkungan seperti pertambangan, pembuangan limbah industri, limbah rumah tangga, dan aktivitas-aktivitas sosial lainnya. Fakta-fakta diatas mendasari WWF Indonesia bekerjasama dengan HSBC untuk memprakarsai program penyadartahuan tentang isu air.
Di laboratorium air ini, pengunjung bisa melakukan uji terhadap contoh air yang dibawa dari rumah atau sumber lain untuk mengetahui kondisi atau kualitas air yang biasa dikonsumsi sehari- hari. Selain itu, pengunjung juga berkesempatan untuk mendapatkan pengetahuan tentang sumber dan manfaat air,serta banyak hal menarik lainnya tentang sungai dari seluruh Indonesia.
Devy Suradji, Direktur Marketing WWF-Indonesia mengungkapkan “HSBC merupakan mitra WWF di berbagai belahan dunia, dan kami berbagi visi serta misi untuk melakukan upaya-upaya positif bagi masyarakat dunia serta planet bumi tercinta ini. Adanya program Freshwater bersama HSBC di Rimbang Baling yang kemudian diwujudkan dalam Laboratorium Air di Bumi Panda ini akan menjadi wadah keingintahuan masyarakat khususnya anak-anak akan pentingnya air dan kondisi air saat ini serta kaitannya antara air untuk kehidupan dan keseimbangan ekosistem. Laboratorium Air ini juga menjadi sinergi serta kolaborasi antara masyarakat di kawasan Rimbang Baling dengan masyarakat perkotaan didalam melakukan upaya untuk melindungi sumber sumber air tawar kita yang hanya 3% dari keseluruhan jumlah air didunia”.
Sementara itu, Nuni Sutyoko, Senior Vice President HSBC Indonesia mengatakan “Air akan menjadi salah satu sumber daya terpenting di dunia yang perlu dilindungi dalam 20-30 tahun ke depan. Saya bangga karena HSBC Water Programme telah membawa perubahan bagi banyak kehidupan di dunia.HSBC Water programme telah berjalan selama lima tahun di seluruh dunia. Beragam pencapaian global telah diraih, termasuk lebih dari 1.000.000 orang memiliki akses ke air bersih. Lebih dari 900.000 orang memiliki akses pada sanitasi yang memadai. Sebanyak 3.120 komite air dan sanitasi terbentuk, dan sebanyak 1.476 teknisi pompa air dilatih.
Nuni juga menambahkan bahwa program ini melibatkan karyawan HSBC. “Kami akan senantiasa terlibat dalam program ini secara lokal, sesuai lokasi kerja kami. Karyawan dapat terlibat untuk mendapatkan pengetahuan tentang masalah air di dunia, mempelajari masalah air di tempat mereka berada dan berperan dalam riset dasar.”
Inisiatif Laboratorium Air ini merupakan bagian dari program besar pelestarian air dan sungai yang dipusatkan di kawasan Rimbang Baling, Riau. Rimbang Baling merupakan salah satu kawasan yang menjadi kunci keberlanjutan ekosistem di masa depan bagi Pulau Sumatera. Beragam kearifan lokal untuk menjaga air telah dimiliki oleh masyarakat setempat, namun sayangnya mulai mendapatkan ancaman gangguan kawasan dengan adanya konversi lahan menjadi perkebunan sawit danberbagai usaha pertambangan ilegal. Hal ini yang menjadi sorotan WWF serta HSBC untuk mulai melakukan upaya proteksi sumber air di area tersebut melalui pendekatan kepada masyarakat agar bersama-sama mempertahankan kawasan Rimbang Baling agar tetap lestari.