SuaraJakarta.co, JAKARTA — Direktur Eksekutif lembaga survei Indo Barometer, M Qodari tertarik membicarakan perbandingan calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampingi Prabowo Subianto. Dari sembilan kader yang diajukan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menjadi cawapres, Anis Matta dinilai lebih cocok karena bisa mendongkrak suara.
Asal daerah menjadi peran penting yang harus dipikirkan. Prabowo berasal dari Jawa, jika disandingkan dengan Ahmad Heryawan (Aher) yang diunggulkan PKS, sedangkan Aher juga dari Jawa, maka suaranya tidak akan signifikan.
Menurut Qodari, Anis Matta adalah sosok yang datang dari luar Jawa, dia datang dari Sulawesi. Hal ini menjadi nilai tersendiri bagi Anis Matta.
“Sedangkan Prabowo orang Jawa. Jadi kalau dari Jawa lagi seperti Hidayat Nur Wahid, dan Aher asumsinya tidak menambah suara. Tapi kalau Anis Matta dia dari luar Jawa dia bisa menambah suara,” ujar Qodari, Selasa (24/4).
M Qodari menilai proses internal PKS itu sangat dominan dengan Majelis Syuro-nya. Kemudian Majelis Syuro dikabarkan sudah menetapkan Aher. Namun, Qodari mengaku tidak mengetahui secara persis pertimbangannya memilih mantan Gubernur Jawa Barat itu.
“Mungkin banyak pertimbangan-pertimbangan yang bersifat kualitatif. walaupun sebetulnya menurut saya kalau dari PKS yang paling menarik adalah Hidayat Nur Wahid dan Anis Matta,” jelas Qodari.
Mengenai sosok Hidayat Nur Wahid, Qodari beralasan, selama ini Hidayat Nur Wahid menjadi figur yang paling populer dari internal PKS dalam skala nasional. Itu karena dia pernah menjadi ketua Majelis Permusyawatan Rakyat (MPR).