SuaraJakarta.co, JAKARTA – Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menegaskan permasalahan kekerasan dalam sepakbola di tanah air harus dilihat secara sistemik.
Menurut Anies, menyelesaikan kasus kekerasan tidak bisa menyerahkan begitu saja di ujung kejadian melalui aparat penegak hukum.
“Tidak bisa kita menyerahkan ini di ujung saja pada aparat hukum. Ini ada oknum, kejadian, dan kasus. Kalau ini kita anggap dalam pesepakbolaan, maka penyelesaiannya pun sistemik,” jelas Gubernur Anies di ILC TV One, Selasa (25/9) malam.
Oleh karena itu, penyebab kekerasan harus dirumuskan dengan matang. Menurut Anies, cara untuk merumuskan penyelesaian kekerasan adalah membentuk semaca Komite Pencegahan Penanggulangan Kekerasan.
“Komite tersebut bertugas untuk mengidentifikasi pola kejadiannya gimana, kapan berlangsungnya. Lalu di sana bisa melihat siapa saja yang diprediksi terkena kekerasan. Rumusannya adalah kegiatan apa yang bisa dilakukan, pra pertandingan, di antara musim, dan di luar lapangan,” jelas Anies.
Komite tersebut, hadir di tiap provinsi atau kota yang memiliki satu klub kebanggaan, yang bertugas untuk mencegah terjadinya kekerasan yang dilakukan suporter. Dengan cara memiliki banyak kegiatan, sehingga energi para suporter bisa tersalurkan dengan baik, termasuk memberikan dukungan bagi klub nya.
“Kita coba nanti di Jakarta agar kita ingin peristiwa ini agar tidak berulang. Solusinya, dibuatkan komite pencegahan di tiap kota yang itu ada suporternya, kita buatkan gugusnya, ada penyaluran energinya. Semoga ini tidak terulang kembali,” tegas Anies.
Diketahui, pada Minggu (23/9) kemarin, suporter Persija Haringga (23), tewas dikeroyok oleh suporter Persib Bandung. Kematian Haringga menambah panjang deretan korban meninggal yang terjadi saat Persib melawan Persija.