Fahri Hamzah Minta Presiden Jokowi Berhentikan Menteri Yang Aktif Kampanye Capres 2024

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat Indonesia (Gelora), Fahri Hamzah merespon banyaknya sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju yang diindikasikan mulai aktif berkampanye dalam konstestasi Pilpres 2024. Karena itu, Fahri meminta kepada Presiden Joko Widodo untuk memberhentikan sejumlah menteri yang aktif berkampanye agar tidak menganggu program pemerintah dalam upaya menyelamatkan Indonesia dari krisis saat ini.

Adapun sejumlah menteri yang terindikasi sudah mulai aktif berkampanye dan berniat ikut konstestasi Pilpres 2024, antara lain Menteri Pertahanan Prabowo Subianto, Menteri Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, serta Menteri Parawisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga S Uno.

“Secara umum, semua menteri yang punya konflik kepentingan baik pribadi maupun jabatan sebaiknya mengundurkan diri. Kabinet ini babak belur padahal masih dua setengah tahun. Saat Krisis menghadang tapi menteri pada cari ‘cuan’ dan popularitas. Akhirnya presiden menanggung beban sendiri!,” kata Fahri, Kamis (12/5).

Fahri mengingatkan bahwa komitmen Presiden Jokowi yang menentang adanya sistem rangkap jabatan dalam semua lini pemerintahan harus didukung oleh para pembantu presiden. Menurtnya, jangan sampai kepercayaan dari presiden dan kekuasaan yang begitu luas justru dipakai untuk membangun popularitas.

“Pedagang menengah, tiba-tiba memegang jabatan politik penting, harusnya mereka tahu diri, berterima kasih dan fokus kerja bantu presiden. Dan kalau mereka menganggap diri profesional, ya profesional aja, curahkan ilmu sedalam-dalamnya untuk membereskan kerja-kerja besar yang ditugaskan oleh Presiden. Habis itu kembali aja ke dunia profesional. Tapi sayangnya pada ‘Aji Mumpung’, melihat popularitas sebagai segala-galanya. Pengen berkuasa!,” sentil Fahri.

Dengan fenomena politik seperti itu, Fahri berharap semoga Presiden Jokowi sadar bahwa kabinet harus dipulihkan keadaannya, mengingat waktu dua setengah tahun masih panjang dan bisa dimanfaatkan untuk mengerjakan banyak hal bagi kepentingan rakyat Indonesia.

“Mumpung masih punya waktu lebih dari dua setengah tahun sebaiknya Presiden Jokowi merombak kabinetnya dan melepas para menteri yang ditengarai memiliki ambisi politik, sehingga kegiatan rangkap jabatan bisa dihilangkan. Apa lagi krisis Global mengancam keadaan kita sekarang! Semoga presiden menyadari!” harap politisi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini. [***]

Related Articles

Latest Articles