SuaraJakarta, Frankfurt – Metode Electro Capacitive Cancer Therapy (ECCT) yang ditemukan oleh Dr. Warsito P. Taruno dipresentasikan di Konferensi International tentang metode terapi kanker non-konvensional yang diselenggarakan oleh International Society of Laser Applications (ISLA) di Beverungen, Jerman, 27-29 Juni 2014.
“ECCT adalah metode terapi kanker dengan prinsip pemberian medan listrik statis dari luar terhadap tubuh pasien yang mengidap kanker yang dengan medan listrik itu membuat sifat kelistrikan sel kanker yang meningkat tinggi saat sel membelah terganggu sehingga sel kanker gagal membelah dan mati,” jelas Dr. Warsito dalam presentasinya.
“Ketertarikan para peserta sangat luar biasa. Ini adalah ide yang sangat brilian,” komentar Dr. Mikhael Weber, pendiri asosiasi ISLA dan juga penemu Weber Laser untuk terapi berbagai macam penyakit termasuk kanker yang dipakai di seluruh dunia termasuk di Indonesia.
Konferensi ini dihadiri oleh sekitar 100 peserta dari 24 negara yang sebagian besar merupakan dokter spesialis terapi terhadap kanker dan berbagai penyakit langka lainnya dengan metode non-konvensional seperti gelombang berenergi rendah seperti laser dan ultrasonik, immunotherapy dan stem cell.
“Penerimaan peserta konferensi terhadap metode baru ECCT sangat luar biasa dikarenakan metode ini memberikan kontribusi yang sangat besar dalam upaya memberikan kesembuhan terhadap pasien kanker dalam kondisi stadium akhir, ” kata Dr. Weber.
Kesepakatan kerjasama telah ditanda-tangani pada tanggal 28 Juni yang lalu antara CTech Labs Edwar Teknologi dan Weber Medical guna pemanfaatan teknologi ECCT untuk terapi kanker di jaringan klinik dan rumah sakit yang dimiliki oleh Weber Medical di seluruh dunia. Kerjasama ini meliputi riset, edukasi dan pengembangan produk serta penyebaran pengetahuan penyembuhan kanker dengan terapi listrik statis dan terapi laser.
Kerjasama ini mendasari kemitraan jangka panjang dan menyediakan akses untuk aplikasi riset secara luas.
CTECH Labs juga akan bekerjasama melakukan penelitian kanker dengan Prof Gerhard Litscher dari Graz University of Medicine, Austria dan uji klinis jenis kanker otak paling ganas glioblastoma multiform (GBM) dengan Prof. Shimon Slavin dari Center for Cell Teraphy and Cancer Immunotherapy, Israel.
“Metode ECCT secara prinsip mirip dengan metode Tumor Treatment Field (TTF) yang dikembangkan oleh ilmuwan Israel, tetapi temuan Dr Warsito menggunakan tenaga baterai yang jauh lebih kecil dan praktis, dibanding tenaga accu seberat 5kg yang harus dibawa dengan ransel yang Novacure gunakan,” ujar Shimon Slavin.
“Kerjasama riset kami sejalan dengan visi Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang mendorong pelaku riset untuk melakukan riset-riset berorientasi produk dalam rangka kemandirian bangsa.” Kata Warsito.
Warsito menambahkan dengan captive market sekitar 4 Triliun rupiah pertahun, 95% produk alat kesehatan yang beredar di Indonesia adalah produk impor.