Pemuda Amerika Ini Memeluk Ajaran Islam karena Dinilainya Logis dan Anti Rasis

SuaraJakarta.co, NEW YORK -Hidayah (petunjuk) dari Alloh swt, Tuhan Semesta Alam, memang tidak pernah lekang oleh waktu. Meskipun jasad telah wafat sekian puluh tahun lalu, namun jika Alloh berkehendak, maka dirinya yang telah wafat tersebut akan tetap menjadi perantara hidayah bagi banyak orang.

Itulah yang dialami oleh Abdul Rahman. Pemuda Amerika Serikat yang baru berusia 12 tahun ini bercerita bahwa dirinya memeluk Ajaran Islam karena terinspirasi dari membaca otobiografi Malcolm X.

“Saya dilahirkan dalam sebuah keluarga Kristen, tapi kami bukan Kristen yang taat. Kami pergi ke gereja hanya beberapa kali setahun untuk Natal, Paskah, dan liburan. Bagi kami, Tuhan hanya ada pada hari Ahad di gereja, tidak di luar gereja. Banyak keluarga Amerika yang seperti ini,” akunya, sebagaimana dilansir dari laman Republika.co.id (3/5).

Dia mengaku sebagai pemikir yang logis. Ketika berusia 11 tahun, ia mulai berpikir untuk diri sendiri. Ia banyak bertanya soal konsep Ketuhanan dalam doktrin Gereja dan juga tentang hubungan antara Agama dan Sains.

“Saya bertanya pada diri sendiri, apakah Tuhan ada? Pertanyaan ini, saya rasa, didorong oleh bentrokan antara sains dan agama, atau rasionalitas dan agama di Amerika. Selalu ada masalah antara Gereja Katolik dengan ilmu pengetahuan dan kemajuan”, tambahnya.

Dia melanjutkan,

“Ketika membandingkan antara apa yang saya lihat dalam Alkitab, apa yang saya tahu dari trinitas, dan keyakinan Kristen lainnya, dengan ilmu pengetahuan dan bukti ilmiah, saya cenderung bersandar ke sisi ilmu pengetahuan. Saya memilih untuk tidak percaya pada Tuhan. ”

Perkenalan pertamanya dengan Islam adalah ketika Michael Dan, tetangga dan temannya di sekolah tinggi, menjadi Muslim. Ketika Michael menjadi Muslim, ia banyak berubah. Sebelum Islam, ia melakukan banyak hal yang mengacaukan hidupnya sampai.

Dia menjadi Muslim ketika berusia 15 tahun, dan dia meninggalkan banyak hal buruk yang biasa dilakukannya. Dia pun mengungkap perubahannya itu. Dia menjelaskan bahwa dia adalah Muslim sekarang. Itu terjadi sebelum peritiwa 9/11, saat orang-orang AS benar-benar tidak tahu tentang Islam.

“Saya belajar lebih banyak tentang Islam, dan saya terkejut bahwa semakin saya bertanya semakin banyak jawaban yang saya temukan. Jawaban-jawaban itu selalu masuk akal bagi saya. Saya membaca tentang keajaiban Alquran, mukjizat ilmiah Alquran, dan itu banyak sekali.”

Kini, baginya, Islam adalah hal yang paling indah dalam hidup. Islam adalah sumber segala kebaikan. Ini adalah pesan yang, setiap jiwa akan menemukan ketenangan dengannya, baik berupa tujuan maupun kebahagiaan sejati.

Dirinya menambahkan, hal yang paling membuat dirinya yakin memeluk Ajaran Islam sebagai way of life bagi dirinya adalah karena membaca Otobiografi Malcolm X, seorang aktivis Muslim Afrika yang telah wafat 50 tahun lalu.

“Dalam buku “The Autobiography of Malcolm X”, saya benar-benar mengapresiasi penjelasan Malcolm X tentang Islam. Saya ingin menjadi Muslim karena saya dapati bahwa Islam merupakan satu-satunya solusi untuk mengatasi rasisme dan banyak masalah lain yang wujud di Amerika. Sayangnya saya tidak mempercayai Tuhan. Namun saya membaca satu paragraf dari Malcolm X yang menyebut, “Jika anda mengambil satu langkah ke arah Tuhan, Dia akan mengambil dua langkah ke arah kamu.”

Related Articles

Latest Articles