Sering Kurang Tidur? Ini Akibatnya

Randi, seorang karyawan swasta tampak lesu pagi itu. Meski sudah menghabiskan 2 cangkir kopi sepanjang pagi ini, ia masih agak ngantuk. Teman kantornya bahkan menjauhinya pagi itu, sebab joke yang mereka lemparkan padanya tadi malah direspon dengan komentar jutek darinya. Randi memang hanya tidur 3 jam semalam, sebab ia harus menyelesaikan pekerjaan kantor yang ia bawa pulang. Detlennya pagi ini harus selesai. Randi tidak sendiri, tuntutan kerja dan hidup yang keras telah membuat banyak karyawan kekurangan waktu tidur.

Beberapa bulan lalu, publik India dihebohkan dengan kematian mendadak seorang CEO muda di Mumbai. Ranjan Das, seorang CEO termuda berumur 42 tahun, meninggal akibat henti jantung. Kematiannya memang tak terduga, sebab Ranjan adalah eksekutif muda yang gila aerobik, tak pernah absen dengan jadwal olah raganya, juga seorang pelari maraton. Suami dari Roopa, seorang penulis feature majalah Verve ini juga sangat anti alkohol dan anti rokok, ia juga selalu menjauhi junk food serta rajin memgkonsumsi buah dan sayur segar.

Ia tiba-tiba kolaps karena serangan jantung parah, setelah pulang dari bekerja di luar kantor. Ia sempat ditolong oleh istrinya dan anaknya yang masih kecil. Namun serangan jantung itu luar biasa parah, sehingga Ranjan tak tertolong.

Semua pihak tersentak: Bagaimana lelaki tergolong muda, sehat, bugar, dengan makanan dan fisik terjaga tiba-tiba meninggal karena serangan jantung? Apa yang salah? Apa yang sebenarnya terjadi?

Semua pihak mencoba membuat analisis terhadap pola hidup Ranjan. Namun mereka hampir melupakan satu hal penting: ia terbiasa tidur ‘hanya’ 4 hingga 5 jam perhari. Ini diakuinya dulu dalam sebuah program televisi ‘Boss Day Out’ yang ditayangkan NDTV, bahwa ia memang kurang tidur dan akan sangat bahagia bila bisa menambah waktu tidurnya.

Kurang tidur, yaitu durasi tidur tidak sampai 5 jam, atau berkisar hanya 5 hingga 6 jam sehari, dapat meningkatkan tekanan darah sebanyak 3 hingga 5 kali lipat. Tekanan darah seseorang akan naik 350% hingga 500% dibandingkan dengan mereka yang tidur lebih dari 6 jam setiap malamnya.

Individu berumur 25 hingga 49 tahun lebih mudah mengalami peningkatan tekanan darah jika mereka kurang tidur. Para ahli juga menyebutkan bahwa tidur kurang dari 5 jam semalam meningkatkan resiko terkena serangan jantung hingga 3 kali lipat.

Cukup satu malam saja anda kurang tidur, maka tubuh akan menghasilkan substans sangat toksik antara lain Interleukin-6 (IL-6), Tumour necrosis factor-alpha (TNF-alpha) dan C-reactive protein (CRP). Ketiga zat ini ikut berkontribusi atas timbulnya kanker, artritis (radang dan nyeri sendi) serta penyakit jantung.

Tidur selama 5 jam atau kurang setiap malam memicu kemungkinan penyakit jantung hingga 39%. Sementara tidur malam kurang dari 6 jam meningkatkan kemungkinan sakit jantung hingga 8%. .

Ada dua tahap dari tidur, yaitu tahap REM (Rapid Eye Movements) dan non-REM. Saat tahap REM, tubuh melakukan konsolidasi mental. Sedangkan saat tahap non-REM, tubuh melakukan pemulihan fisik. Maka wajar sekali jika seorang yang kurang tidur menjadi sangat iritabel, mudah tersinggung atau tidak waspada.

Sebagai tambahan, para peneliti dari Fakultas Kedokteran West Virgina University menyebutkan bahwa kurang tidur juga mengganggu fungsi hormon dan metabolisme. Gangguan toleransi glukosa, menurunnya sensitivitas insulin yang digabung dengan peningkatan tekanan darah akibat kurang tidur, menyebabkan pengerasan pembuluh darah. Ini tentu saja membuat seseorang lebih mudah terkena nyeri dada akibat penyakit jantung, stroke, serta serangan jantung.

David Dinges, kepala unit ‘Sleep and Chronobiology’ di School of Medicine Universitas Pemnsylvania menyarankan pada individu yang tidur kurang dari 5 jam pada malam hari, agar menambah jam tidurnya pada pagi atau siangnya, jadi jam tidur terbagi pada dua waktu yang berbeda. Pada penelitian yang ia pimpin, disebutkan bahwa ‘tidur pemulihan’ perlu dilakukan oleh mereka yang selalu kurang tidur selama hari kerja. Walaupun sebenarnya tambahan tidur hingga sepuluh jam pada akhir pekan belumlah cukup, tapi ini bisa membantu memulihkan kelelahan fisik. Jadi, hindarilah kebanyakan pelesir di akhir pekan yang membuat tidur anda terganggu di akhir pekan, sementara pada hari kerja anda telah kekurangan waktu tidur. Kita tidak ingin korban kurang tidur setragis Ranjan Das bergelimpangan di Indonesia.

Penulis: Sari Kusuma

Sumber:
1. WebMD.com
2. Timesofindia.com

Related Articles

Latest Articles