Tak Punya Modal Usaha, Pemuda ini Jaminkan Beasiswa Ke Bank

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Panas terik matahari tak menghalangi anak muda berkacamata ini untuk menyusuri gang sempit di Jakarta. Bersama ojek online yang lagi ngertrend ia menuju galery pribadinya. Penampilanya saat ini berbeda, terlihat lebih terawat. Dulu, saking seringnya terkena panas matahari, kulitnya terbakar matahari bahkan sampai terkelupas. Namanya Ayis, panggilan akrab dari teman-teman se-asrama.

Ayis lahir dari keluarga kurang beruntung secara ekonomi tak membuat minder. Kerasnya hidup sejak kecil dimana semanjak SMP sudah terbiasa mencari uang sendiri untuk biaya sekolah membuat ia tahan banting. Rugi, usaha lagi, jatuh lalu bangkit lagi. Jomblo muda ini memulai bisnis dari kecil-kecilan, mulai bawa piring dari asrama ke warung makan miliknya, sampai punya restoran ia pernah jalani

Memulai usaha bagi pebisnis pemula selalu banyak tantangan salah satunya modal usaha. Menyiasati tak adanya modal, Ayis mengagunkan SK penerima beasiswa beastudi Etos ke bank. Entah apa yang ada dipikiran pihak bank, pengajuan pinjamanya cair sebesar lima juta rupiah. Modal dari bank itulah yang ia pergunakan untuk modal usaha.
Bisnis Ayis mengalami pasang surut, mulai dari jualan di warung, naek level buka restoran dan ambruk lalu jualan makanan menggunakan gerobak. Dua tahun iniAyis mencoba peruntungan dengan bisnis souvenir pernikahan. Kini karyawanya berjumlah 8 orang yang memenuhi pesanan dari berbagai daerah dan level strata ekonomi. Bahkan beberapa kali Ayis mendapatkan pesanan souvenir pernikahan dari artis.

Kini bisnis souvenirnya mulai menguntungkan, pinjaman modal usaha sudah lunas. Tinggal membayar hutang-hutang usaha yang lalu. Semua dijalani dengan serius dan sepenuh hati baginya untung rugi dalam bisnis itu soal mental dan konsistensi. Keuletan akan mendatangkan kesuksesan.

Pandangan lajang kelahiran gorontalo ini punya cukup nyeleneh tentang beasiswa yang akhir-akhir ini marak. Ayis dulu selama kuliah menerima beastudi Etos Dompet Dhuafa.
” Beasiswa seperti Beastudi Etos sangat membantu dan berkesan baginya. Banyak ilmu pengalaman yang diperoleh. Namun, bantuan dana kuliah terkadang membuat malas”. ” Ketergantungan dana bulanan membuat penerima manfaat sering menggantungkan diri dan kurang fight dalam hidup”, ujar Ayis.

Ayis berpesan kepada stageholder yang terkait dengan pendidikan seperti kampus dan pengelola beasiswa bahwa jumlah pengusaha muda di Indonesia masih sedikit. Porsi kurikulum entreprenuer harus diberikan lebih banyak dan tersistematis agar mahasiswa setelah lulus sudah bisa mandiri.

Related Articles

Latest Articles