SuaraJakarta.co, JAKARTA – Sepuluh tahun sudah Transjakarta menjadi awak transportasi warga DKI Jakarta. Merah dan Oranye menjadi warna yang identik menggambarkan moda angkutan umum andalan Ibu Kota ini.
Berbagai fasilitas menjadi pedukung kenyamanan. Jalan bebas hambatan, jalur khusus yang tak bisa dilalui sembarang pengguna jalan, hingga halte bus yang gencar dilakukan pembangunan. Semuanya dilakukan demi terwujudnya satu harapan besar bagi Pemprov DKI Jakarta, yakni membuat masayarakat hijrah ke angkutan umum.
Terkadang solusi juga menimbulkan sejumlah kontroversi. Sebagai salah satu solusi kemacetan ibu kota, Transjakarta pun ikut merasakannya. Hal ini ditandai dengan hadirnya pro-kontra saat awal armada ini beroperasi. Hingga akhirnya seiring berjalan waktu, masyarakat kini mulai terbiasa dengan hadirnya Transjakarta.
Bertambahnya jalur koridor baru yang dibuka, kian bertambah pula minat masyarakat beralih ke Transjakarta. Awal beroperasi 2004Transjakarta hanya mengangkut rata-rata 40.000 penumpang setiap harinya, namun pada tahun 2009 saat kooridor 8 (Lebak Bulus – Harmoni) mulai dioperasikan, sebanyak 250.000 penumpang mulai menggunakan jasa Transjakarta setiap harinya (sumber : http://thesis.binus.ac.id)
Meski telah berkembang pesat, masyarakat masih banyak menjumpai kekurangan alam operasional armada ini. Mulai jalan yang berlubang, keamanan yang minim sampai banyak terjadinya kasus pelecehan seksual, kedisiplinan sopir yang masih kurang hingga tak jarang kecelakaan lalu lintas melibatkan bus Transjakarta.
Terlepas dari semua itu, Pemprov DKI terus berbenah untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pengadaan armada baru, pengoperasian jam malam di kooridor tertentu, hingga penambahan kooridor baru di masa mendatang. Kooridor yang akan ditamabah adalah Kooridor 13 : Ciledug – Blok M, Kooridor 14 : Stasiun Manggari – UI, Kooridor 15 : Blok M – Pondok Kelapa.
Peran masyarakat juga sangat penting demi berkembangnya transportasi unggulan Jakarta ini. Beajar dari hal kecil, antri dalam membeli tiket, menjaga keamanan barang pribadi, hingga mengikuti aturan dan tata tertib yang berlaku.
Kini sejumlah testimoni masyarakat mulai ara beredar di social media, tentu ada nilai positif dan negatif dari testimoni tersebut. Salah satunya sebagai berikut:
“@rajadarius: coba pengguna jalan tertib ga masuk busway, armada dibanyakin, transjakarta transportasi favorit gue”
Keluhan pengguna Transjakarta juga sudah ada yang diunggah melalui sebuah video. Klik video keluhan pengguna transjakarta.
Baik buruknya respon masyarakat yang ada, tentu semua sadar bahwa warga Jakarta berharap banyak oleh kehadiran Transjakarta agar kedepannya menjadi layanan masyarakat yang lebih baik, lebih layak, dan bisa diterima semua pengguna dengan penuh cinta. (IKN)