E-Budgeting Gagal, Salah Siapa?

SuaraJakarta.co, JAKARTA – Dua tahun berjalan lamban, e-budgeting kini dianggap telah gagal. Pernyataan itu disampaikan sendiri oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balaikota DKI Jakarta, kemarin (15/10/2014).

“Yang pasti, dua tahun ini gagal e-budgeting karena terlalu lamban dalam pelaksanaannya,” tulis Koran Sindo mengutip pernyataan Wagub dengan sapaan akrab Ahok itu.

Pria yang pernah menjadi Bupati Belitung Timur ini mengganggap kegagalan dikarenakan unsur kesengajaan oknum PNS (baca : PNS “Kambing Hitam” Gagalnya E – Budgeting).

Hal yang bertolak belakang justru terlontar dari anggota Fraksi Gerindra DPRD DKI Jakarta, Prabowo Soenirman. Beliau menilai gaya kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur lah yang seharusnya jadi sorotan.

Terlepas dari suksesnya duo Jokowi – Ahok melahirkan PT Tranjakarta sebagai BUMD pengelola bus Transjakarta, Kartu Jakarta Pintar (KJP), dan Kartu Jakarta Sehat (KJS) yang berguna bagi warga miskin, Prabowo menilai Jokowi tidak fokus memimpin Ibu Kota karena disibukkan proses kampanye pilpres, sementara Ahok terlalu tempramen dalam memimpin.

Prabowo juga mengungkapkan bahwa kegagalan Jokowi-Ahok bukan hanya di e-budgeting, Tapi hampir semua lini tidak selalu membuahkan hasil manis. Contoh, gagalnya pendapatan asli daerah (PAD) di sektor pajak Rp.32,5 Triliun yang tak genap menyentuh angka 100%. Penurunan presentase sebesar 11% di lini Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) dan pajak kenadaraan bermotor (PKB), termasuk juga pajak reklame yang dtargetkan Rp.6,4 Triliun.

Prabowo Soenirman pun menyampaikan sejumlah saran kepada Ahok saat menjabat sebagai gubernur nanti.

“Pemimpin harus mengayomi dan melindungi supaya program kerja daerah terlaksana dengan baik”, ucapnya.

Ungkapan senada juga datang dari Direktur Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparasi Anggaran (FITRA), Ucok Sky Khadafi, yang tak setuju saat Ahok menandaskan kesalahan ke PNS.

“Seharusnya Ahok berkaca ke diri sendiri. Selama memimpin Jakarta apa saja yang telah diberikan kepada pegawai”, ujarnya seperti dikutip Koran Sindo.

“Mana ada pemimpin berbicara keras-keras dihadapan media menyalahkan anak buahnya”, kata Ucok, menanggapi perilaku Ahok yang lebih cenderung seperti bos disebuah perusahaan daripada sebagai pemimpin. (IKN)

Related Articles

Latest Articles