SuaraJakarta.co – BANYAK orang mengatakan bahwa Indonesia ini memiliki kekayaan sumber daya alam khususnya Minyak Bumi. Tapi, itu dulu! Sekarang ini, Indonesia bisa dikatakan mengalami krisis energi khususnya minyak bumi. Hal ini dapat dilihat dari produksi minyak kita yang semakin menurun. Berdasarkan data Pusat Penelitian LEMIGAS, bahwa cadangan terbukti minyak bumi pada tahun 2010 diperkirakan 4,23 Miliar Barrel, sedangkan produksi rata-rata tahun 2009 adalah 348 juta barrel. Maka jumlah cadangan akan dapat menyediakan selama 11 tahun dengan asumi tidak ada penambahan cadangan baru.
Penambahan cadangan baru bisa melalui penemuan lapangan minyak baru. Namun, ada kegiatan lain yang bisa menambah jumlah cadangan yaitu perubahan status harapan cadangan dan atau keberhasilan pengurasan minyak tahap lanjut. Dengan penambahan cadangan ini, dapat memperlama waktu habis minyak.
Berkaitan dengan pengurasan minyak bumi (peningkatan recovery factor), data dari Lemigas menunjukkan bahwa sekitar 62 % dari isi awal minyak, masih tertinggal dalam reservoir setelah pengurasan primer. Hal ini berpotensi besar untuk mengembangkan Enhanced Oil Recovery (EOR) sebagai salah satu solusi peningkatan produksi minyak di Indonesia.
Enhanced Oil Recovery (EOR) di Indonesia sudah masa uji coba. Wilayah Sumatra Tengah dan Sumatra Selatan menjadi potensi terbesar EOR ini khususnya injeksi kimia dan CO2. Namun, saat ini pengembangannya belum mencapai tahap implementasi dan komersial di lapangan. Selain itu, hambatan lain dari pengembangan EOR ini adalah proses perencanaan yang membutuhkan waktu lama, dimulai dari percobaan lapangan sampai menemukan komposisi injeksi yang tepat untuk diaplikasikan.
Dengan potensi yang besar ini, pemerintah perlu memberikan rangsangan kepada perusahaan minyak nasional maupun internasional sehingga pengembangan berbagai inovasi teknologi dapat menghasilkan perbaikan proses EOR. Selain itu juga, proses EOR diperlukan terlebih dahulu melakukan studi EOR, karena seandainya kita melakukan studi saat produksi mulai turun, itu akan membutuhkan waktu lama dan sumur produksi akan berubah lagi sifat fluida dan karakteristik batuannya. Studi EOR perlu dilakukan bahkan saat sebelum proses pemboran. Sehingga pada saat produksi suatu lapangan menurun, sudah memiliki formula untuk melakukan EOR.
Salah satu EOR yang paling sukses di Indonesia adalah injeksi steam yang diaplikasikan oleh pada lapangan Duri, Sumatra. Injeksi steam tersebut merupakan penggunaan terbesar di dunia. Pemerintah pun bahkan saat ini sedang menggencarkan penggunaan EOR di lapangan produksi. Salah satu dukungan pemerintah adalah memberikan insentif kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang menjalankan EOR.
Penulis: Iki Hidayat, Mahasiswa Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung