SuaraJakarta.co, Berbicara mengenai pemuda berarti berbicara mengenai masa depan bangsa. Pemuda adalah aset bangsa, bahan bakar utama untuk membangun tatanan baru sebuah bangsa. Ditangan merekalah bangsa ini hendak bermuara. Tak berlebihan rasanya jika presiden pertama bangsa ini berkata dengan optimisme yang tinggi “ Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Jika kau beri aku satu orang pemuda maka akan aku guncang dunia.”
Format pemuda yang ideal adalah pemuda yang didalam jiwanya tertanam semangat yang kuat, keikhlasan beramal yang tulus dan memiliki karakter asasi yang melekat kuat didalam hatinya. Pemahaman akan peran pemuda, dan tantangan yang dihadapi kedepan menjadi hal yang tertanam kuat sebagai ideologi yang mengakar dan membumi.
Bukan sekedar agent of change tapi juga director of change
Agent of change sebagai salah satu fungsi pemuda untuk senantiasa menyuarakan pendapat, mencurahkan pemikiran dan gagasan-gagasan brilian yang mampu mendongkrak konsep pemikiran yang tidak lagi relevan dengan kondisi saat ini. Pemuda hendaknya mengasah konsep pemikiran yang tajam, cerdas, cekatan namun tetap mengutamakan integritas sebagai wujud perwajahan pemuda berkarakter.
Pemuda sudah seharusnya memulai peranannya tidak hanya sebagai agent of change, tetapi direct of change. Tidak lagi sekedar perubahan yang reaksioner tetapi dengan design restra yang jauh kedepan serta terukur dengan baik. Sehingga cerita sejarah pemuda yang akan tercipta adalah sejarah kontribusi dan kepercayaan, sampai ruang teritorial dan waktulah yang akan menyatakan kelayakannya pemuda untuk kembali mengambil peran kepemimpinan Indonesia di masa depan.
Director of change adalah peran sustainable pemuda setelah peran sebagai agent of change terpenuhi. Sehingga, ketika mahasiswa berhasil mempelopori gerakan perubahan bagi lingkungannya , follow-upnya pemuda harus menjaga kestabilan perubahan tersebut maka mahasiswa tidak lantas melepas perubahan yang telah terjadi. Mahasiswa harus mampu mengarahkan perubahan yang didapat menuju implementasi dari rencana yang telah dipetakan sebelumnya. Sehingga impian-impian yang telah disusun dan dituntut dapat dicapai dan dirasakan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Perlunya memiliki kaum muda yang untuk memiliki daya tumbuh, berkembang dan mobilitas kuat
Data mencatat dari jumlah pemuda 200 juta lebih, hampir 40 % diantaranya adalah pemuda. Ironisnya, 37,8 % dari jumlah pemuda di Indonesia adalah pengangguran. Ada ketimpangan antara pertumbuhan pemuda dan dan mobilitas peran pemuda. Sudah menjadi tugas pemuda untuk mulai memikirkan pengelolaan potensi besar yang ada dalam dirinya.
Laju pertumbuhan pemuda hendaknya diimbangi dengan life-skill yang mumpuni, mengingat problematika bangsa yang menantikan pemuda sebagai problem-solver tanah air. Tentunya untuk menjadi problem solver bangsa, terlebih dahulu sukses mengurusi dirinya sendiri.
Kesadaran akan kemampuan untuk memikul beban masyarakat banyak ketimbang pribadi adalah tabiat pemuda dan kebutuhan format kepemimpinan masa depan bagi Indonesia. Bila hal ini dapat terpenuhi, pertumbuhan dan perkembangan pemuda yang dinamis akan mudah dimobilisasi guna memperbanyak tawaran alternatif solusi bagi problematika bangsa saat ini dan yang akan datang.
Tantangan pemuda sekarang berbeda dengan pemuda masa lalu
Kemerdekaan bangsa berhasil diraih tak lepas dari peran pemuda saat itu. Semangat yang berkobar, bersatu padu untuk satu tujuan dan cita yakni kemerdekaan dan kebebesan dari belenggu penjajah. Hampir sama dengan pasca reformasi, bangsa ini telah mengalami perubahan yang signifikan dalam pembangunan diberbagai bidang. Menilik kepada kesuksesan pemuda yang menggulingkan pemerintah orde lama, semangat juang mahasiswa fokus untuk menggulingkan pemerintahan yang tak lagi relevan saat itu, menyengsarakan rakyat dan berdampak negatif dari berbagai aspek kehidupan.
Namun, kini di era percepatan informasi yang tak lagi terpaut jarak dan batas, menembus ruang dan waktu. Musuh pemuda tak lagi sepenuhnya akan kezaliman pemerintahan, namun juga ideologi-ideologi asing yang mulai ditanamkan kepada pemuda saat ini. Tantangan pemuda saat ini adalah strategi untuk bertahan di kancah global. Kemajuan pesat di bidang teknologi mendorong masyarakat untuk menjadi garda terdepan dalam perkembangan teknologi. Pemuda seharusnya bukan lagi sebagai konsumen atau penikmat teknologi terbaru, namun orientasi pemuda adalah sebagai ilmuwan-ilmuwan muda untuk melakukan inovasi-inovasi dalam perkembangan teknologi. Disinilah tantangan pemuda agar bagaimana mengetahui strategi yang tepat, jitu sesuai sasaran yang mampu menciptakan produk teknologi qualified yang sesuai perkembangan zaman. Jangan sampai pemuda saat ini terlena dengan kecanggihan hidup dalam era globalisasi. Karena musuh pemuda saat ini lebih lebih menjurus kepada perang ideologi, perang pemikiran barat yang berusaha keras ditanamkan ke pemuda Indonesia melalui sejumlah hiburan-hiburan yang tak lagi menuntut pemuda untuk berfikir kritis, cerdas, dan sigap akan tantangan zaman.
Meyakini peran pemuda tak lagi sekedar agent of change tapi juga director of change harus menjadi landasan awal untuk terus mengabdi pada masyarakat. Mobilitas kiprah pemuda senantiasa terus digalakkan, mengkampanyekan perubahan signifikan ke arah yang lebih baik, mewakili kepentingan rakyat sehingga efeknya dapat terasa di semua lini. Jumlah pemuda yang cukup banyak tak hanya sebagai penghias data statistik kependudukan Indonesia, namun juga diiringi dengan life-skill yang linier dan sinergis untuk menentukan muara bangsa ini akan melaju. Globalisasi bukan sebagai hal yang patut di-phobiakan, seharusnya globalisasi menjadi tantangan pemuda sebagai batu loncatan untuk melakukan sejumlah inovasi-inovasi di bidang teknologi, agar tak mudah terseret arus zaman. Ayo bangkit pemuda ! Harapan itu masih ada!
*Dina Fauziah
Head of Public Relation at KAMMI MADANI 2012/2013
Treasury at Forum Remaja Masjid Jakarta Islamic Centre