SuaraJakarta.co, Jakarta – Pepatah “Mensana end Corporisano” merupakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dan akrab terdengar di telinga. Ungkapan ini dapat diartikan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat (sehat).
Menurut UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial serta di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan.
Menurut Undang-Undang No. 3 tahun 1966 tentang kesehatan jiwa menyatakan bahwa kesehatan jiwa adalah keadaan jiwa yang sehat menurut ilmu kedokteran sebagai unsur kesehatan. Dalam penjelasannya disebutkan bahwa kesehatan jiwa adalah suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan orang lain.
Adanya sesuatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan adanya gangguan pada jiwa disebut dengan penyakit jiwa. Jiwa itu sendiri mencakup 3 aspek, yaitu pikiran, emosional dan spiritual. Sehingga kesehatan jiwa dapat dilihat dari 3 aspek tersebut.
Pikiran yang sehat dapat dilihat dari kemampuan berekspresi pikiran melalui cara berpikir dan jalan pikiran. Emosional yang sehat dapat dilihat dari kemampuan berekspresi emosi melalui perasaan senang, takut, sedih dan sebagainya. Spiritual yang sehat dapat dilihat dari kemampuan berekspresi spiritual melalui kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa, beribadah, praktik keagamaan dan sebagainya.
Jadi, kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kesehatan. Maka, mari jaga kesehatan jiwa kita sehingga kesehatan pada diri ini menjadi sehat secara holistik dan menyeluruh.
Hidup “Mensana end Corporisano!”
Achmad Yudha Pangestu | Penulis adalah Peserta Akademi Jurnalis SuaraJakarta.co
