SuaraJakarta.co, JAKARTA – Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah menyambut positif usul yang dilontarkan calon presiden (capres) nomor urut 02, Sandiaga Uno soal ‘Wisata Halal’ dalam rangka menaikkan pasar wisata di Indonesia, khususnya di pulau Dewata Bali.
“Itu tanda bahwa pak Sandi tidak punya trauma agama. Beliau hanya ingin naikkan pasar wisata Bali, dan demi rakyat setempat,” kata Fahri Hamzah saat dihubungi SuaraJakarta.co beberapa waktu lalu terkait adanya penolakan dari Pemprov Bali dengan usulan ‘Wisata Halal’ tersebut.
Menurut Fahri wisata halal itu digemari diseluruh dunia, bukan karena ‘halal’ istilah agama, tapi karena identik dengan bersih dan sehat yang dalam artian ‘Green lifestyle’. Halal itu sekarang, telah menjadi gaya hidup yang tinggi.
“Di Eropa, halal pada semua hal semakin digemari sebab itu ijazah bagi kualitas yang tinggi; halal identik dengan bersih, sehat, hijau, peduli lingkungan, hemat energi, bergizi, dan lain-lain. Bahkan penikmat daging halal semakin tinggi di sana. Konotasi yang baik,” ujarnya.
Para pencinta hewan di negara-negara barat, lanjut Fahri, semakin mengemari dan merekomendasikan daging halal karena proses penyembelihannya yang dianggap paling “sedikit unsur/rasa sakit pada hewan”.
“Itulah pelaksanaan Sunnah dalam penyembelihan hewan. Di Amerika, orang-orang Yahudi yang mengkonsumsi daging dengan prinsip kosher pergi ke toko halal, di Jepang saya pernah berkunjung ke industri halal Jepang yang semakin maju,” paparnya.
Indonesia, masih menurut Fahri tidak saja tujuan wisata halal, juga konsumen wisata halal. Karena itu, apa salahnya Indonesia menjadi tujuan wisata halal seperti London menjadi tempat dan pusat bisnis keuangan syariah.
“Apa yang salah dengan konsumen Halal Life Style yang ingin pergi ke Bali, lalu memakan makanan halal? Kenapa mereka tidak dilihat sebagai pasar?. Apalagi, Halal Life Style di dunia adalah peluang,” cetusnya lagi.
Melanjutkan pernyataannya, Fahri menilai bahwa Islamophobia di negeri ini telah membuat bangsa ini terhimpit di sudut yang salah. Malu menjadi negara muslim dan tanggung ingin sok moderen, ingin maju dengan meninggalkan identitas, sehingga lupa diri dan lupa identitas yang pada akhirnya menjadi pecundang dan jadi embel-embel negara lain.
“Dan yang trauma dengan kata ‘halal’ di negara ini adalah pengidap Islamophobia sejati. Mereka tidak paham Islam, tidak paham NKRI, mereka sejatinya adalah kelompok sakit hati dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Mereka ini punya masalah dengan NKRI. Halal itu bersih dan sehat,” tegasnya.
Bukan itu saja, penggagasan Gerakan Arah Baru Indonesia (GARBI) itu juga menilai, mereka yang anti NKRI dan Pancasila ini, tidak suka dengan kata Halal, Syariah, Jamaah, Jihad, Ummat, dan lain-lain.
“Mereka punya penyakit Islamophobia dalam hati. Itu tersimpan rapi. Mereka tidak mau Indonesia besar dan maju dengan kenyataan adanya Islam sebagai komponen besar di sini,” sindir Fahri.
Terakhir, Fahri menyebutkan bangsa ini sudah lama dihinggapi oleh kelompok yang tidak bisa mencerna Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Pancasila sebagai falsafah negara. Kelompok politik atau calon presiden yang memelihara Islamophobia dalam dirinya akan terungkap, karena rakyat sudah tidak mau ditipu dengan kosmetika.
“Mereka sok modern padahal dungu (mengutip Rocky Gerung) dan inferior akibat penjajahan yang lama. Di tangan merekalah bangsa ini mundur. Lihat saja nasib mereka, ini akhir dari dusta mereka,” pungkas Anggota DPR dari Dapil Nusa Tenggara Barat (NTB) itu. ***